Oleh: Atin Mintarsih
Luka teramat sadis dalam diam
Meringis tak ada yang memperdulikan
Sebuah harapan kebersamaan yang hanya sekedar khayalan
Luka perih yang teramat dalam kesendirian
Berbuah pedih yang tak terelakkan
Berdayung pilu tanpa harapan dan angan
Kenyataan hidup seperti sebuah pensil
Memberi manfaat untuk kehidupan
Kemudian habis meniggalkan goresan kenangan
Yang terkadang sang pemilik tak lagi memperdulikan
Mengerdilkan kenyataan bahkan dianggap tak bebrarti
Tidakkah merasa hina dalam raga yang nestapa
Sudah merasa lelah dan lemah
Tidakkah merasa malu meminta namun tak lagi peduli
Membuat luka yang yang semakian dalam
Sehingga tak ada lagi penawar
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI