Tiga sahabat itu meringkuk ketakutan. Di tengah samudra biru, mereka terombang-ambing diatas kapal yang sudah lubang sana sini. Tangan mereka terikat jaring dengan kuat, sementara mulut kelu dalam gigil kedinginan.
Dari kejauhan
Sesosok makhluk yang besar semakin mendekati mereka.
Makhluk itu sangat besar, tingginya melebihi pohon kelapa. Badannya sebesar gedung tingkat delapan. Surainya mencuat tinggi berwarna keperakan disinari matahari. Entah makhluk apa yang mereka lihat. Matanya yang merah menampakkan amarah. Makhluk itu menghantamkan ekornya dengan kuat.
Byuuuurrrr, seketika air laut bergejolak setinggi 30 meter. Baju mereka basah kuyup, rasa dingin bukan masalah terbesar mereka.
Tapi tatapan marah ikan itu. Ikan itu semakin mendekati mereka. Satu ayunan sirip lagi, akan tiba dihadapan mereka.
Ooh bagaimana nasib ketiga sahabat itu selanjutnya?
Ketika kita membaca potongan cerita di atas serasa ikut terbawa kedalam ceritanya. Ikut mersakan dingin dan ketakutan seperti ketiga sahabat itu bukan!
Intinya, jadikan setiap tulisan kita memiliki emosi ada rasa didalamnya baik itu rasa senang, sedih dengan melibatkan panca indera sperti melihat, mendengar, membau. Sehingga pembaca terbawa dalam lautan cerita pada tulisan yang mereka baca.
3. Tulis sesuatu yang kita sukai
Jangan menulis yang tidak kita suka. Jika kita menulis dengan topik yang tidak kita suka maka itu akan berupa ragkaian huruf tanpa nyawa. Nol, kosong tidak ada ruh didalamnya dan itu tak akan membekas di hati pembaca.