Mohon tunggu...
Atina Sabila Khodijah
Atina Sabila Khodijah Mohon Tunggu... Lainnya - pembelajar

Three ways to achieve true happiness ~ be grateful ~ focus on the positives ~ spread kindness _Nulis, Ngajar, Ngebun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terus-terusan Ditanya Kapan Nikah? Terima, dan Jangan Diambil Hati

23 Juli 2020   14:56 Diperbarui: 23 Juli 2020   14:53 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa memasuki usia 20-an pertanyaan"kapan bawa gandengan?", "kapan ngundang?", "sudah punya pacar belum?", menjadi lebih sering dilontarkan oleh orang-orang di sekitar kita.

Ditambah lagi belakangan ini menikah muda semakin marak kita saksikan di media sosial atau bahkan di sekitar lingkungan tempat tinggal kita. Hal ini menjadi salah satu penyebab beberapa orang di usia 20-an pada zaman sekarang menjadi semakin terusik, merasa terlalu dicampuri urusan privasinya ketika mendapat pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Dikutip dari Kompas.com seorang psikolog anak dan keluarga, serta theraplay practitioner dari Pion Clinician bernama Astrid Wen mengatakan bahwa ini ada hubungannya dengan budaya kekeluargaan orang Indonesia.

"Jadi, semua orang ikut ngurusin saat ada satu orang belum menikah di usia yang cocok untuk menikah," ujarnya.

Bagi sebagian oran yang terus-menerus mendapat pertanyaan seperti itu dari waktu ke waktu malah merasa hidupnya semakin terusik. Apalagi jika pertanyaan tersebut dilontarkan hanya karena rasa penasaran atau iseng. Orang yang bertanya dengan rasa empati pasti bukan hanya sekadar penasaran, tapi juga akan menawarkan bantuan.

Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu menjaga perasaan teman-teman kita.

Nah, daripada merasa terus-terusan diusik oleh teman, saudara, atau tetangga yang menanyakan hal tersebut. Lebih baik kita belajar untuk menerima setiap perlakuan mereka. Terima saja, tapi jangan diambil hati. Kalau kata anak zaman now, "Santuy ae." Kemudian tunjukkan reaksi positif kepada mereka.

Begini, setiap orang memiliki jalan hidup masing-masing. Setiap orang menjalani takdirnya masing-masing. Allah SWT telah menetapkan takdir terbaik bagi setiap hambanya. Sesuatu yang datang dari-Nya pasti selalu yang terbaik. Jalani saja takdir kita, dan yakinlah bahwa Dia tidak akan pernah menyia-nyiakan hambanya. Jomblo ataupun tidak kita bisa tetap bahagia dan menikmati setiap detik dalam perjalanan hidup kita.

Sadari, bahwa saat ini adalah kesempatan terbaik kita untuk benar-benar memanfaatkan masa muda kita.

Gali ilmu sebanyak-banyaknya selagi masih muda

Tambah pengalaman sekaya-kayanya selagi masih bisa

Mari ingat kembali perjuangan orang tua kita, mari lebih fokus lagi pada tujuan hidup kita. Walaupun memiliki pendamping hidup juga menjadi salah satu tujuan kita. Tapi, jika terus-terusan merasa insecure karena melihat teman-teman yang lain sudah lebih dulu menikah dan menganggap diri  kita tak seberuntung mereka itu hanya akan membuat diri kita menjadi kurang berkembang. 

Mungkin saja saat ini kita belum pantas untuk diamanahi karena memang masih banyak hal yang perlu kita perbaiki. Berbekal saja dulu dan tetap berdo'a. Jika memang sudah pantas menurut Allah pasti dia yang kita tunggu-tunggu akan dipertemukan dengan kita yang sudah berupaya meningkatkan kualitas diri.

Berhenti berlagak seperti jombo ngenes.  Tunjukan kualitas diri kita, tunjukan kekuatan kita. Sadari pula bahwa kekuatan kita ada pada-Nya. Maka mintalah yang terbaik untuk setiap hal dalam hidup kita. Yakinlah bahwa Dia tidak akan pernah mengecewakan setiap hambanya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun