Menurut Chaplin (2002), "Prestasi adalah hasil yang dapat dicapai oleh seseorang dari apa yang telah ia lakukan dan harapkan.[1] Dari definisi tersebut, maka prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang umumnya ditujukan dengan nilai-nilai atau angka.
Menurut Bloom dalam Supriono, definisi hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah segala sesuatu yang mencakup knowledge, comprehension, application, analysis, synthesis, dan evaluation.
Baca juga: 5 Keunggulan Media Pembelajaran Video Audio Visual
Domain efektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organitation (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.[2]
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa untuk meningkatkan prestasi siswa perlu dikembangkan kemampuan yang meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Diharapkan ketiga domain tersebut dapat seimbang, sehingga prestasi siswa pun akan maksimal. Untuk itu, diperlukan suatu stimulus yang dapat membantu dalam mengembangkan ketiga ranah atau domain dalam meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut.
METODOLOGI PENELITIAN
Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kajian pustaka atau studi kepustakaan, dimana penulis mengumpulakan informasi serta mempelajari berbagai macam sumber, seperti buku, literasi, dan jurnal yang berisikan teori-teori yang relevan dan berkaitan dengan masalah peranan media audio-visual pada proses pembelajaran.
HASIL DAN ANALISA
- Pengertian Media Audio-Visual
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti 'tengah', 'perantara', atau 'pengantar'. Sedangkan dalam bahasa Arab, media merupakan perantara () atau pengantar dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media merupakan manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi dan membuat siswa memiliki kemampuan dalam berbagai aspek.[3] Berdasarkan pengertian tersebut, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
AECT (Association of Education and Communication Technology, 1977) telah memberi batasan tentang media yang digunakan sebagai segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan maupun informasi.[4]
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa hubungan komunikasi dapat berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi.[5] Sedangkan Gagne' dan Briggs (1975) secara implisit mengatakan bahwa segala sesuatu yang secara fisik dapat digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang antara lain terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video rcorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer dinamakan dengan media pembelajaran.[6]