Mohon tunggu...
Atika Sari
Atika Sari Mohon Tunggu... Lainnya - ~Atika~

خير الناس أنفعهم للناس

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Ilmu Tasawuf dalam Membentuk Karakter Anak Didik

11 Juli 2020   03:51 Diperbarui: 31 Mei 2021   15:08 2341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tasawuf dapat diartikan upaya untuk melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan dirinya dari pengaruh kehidupan yang bersifat duniawi. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar tercermin akhlak yang mulia dan senantiasa dekat dengan Allah.

Bertasawuf yang benar berarti sebuah pendidikan bagi
kecerdasan emosional dan spiritual. Perlu kita sadari bahwa pendidikan yang dikembangkan selama ini masih terlalu menekan pada arti penting akademi, kecerdasan otak, dan jarang sekali terarah pada kecerdasan emosional dan juga spiritual. 

Padahal kecerdasan emosional dan spiritual itu mengajarkan integritas, kejujuran, komitmen, visi, kreativitas, ketahanan mental, kebijaksanaan, keadilan, prinsip kepercayaan, dan penguasaan diri.

Tasawuf dan akhlak merupakan disiplin ilmu dalam Islam yang sangat erat sekali hubungannya, dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, karena ketika membicarakan akhlak, maka tasawuf tidak dapat dilepaskan, begitu juga sebaliknya.

 "Tasawuf itu adalah budi pekerti, barang siapa yang menyiapkan bekal atasmu dalam budi pekerti, maka berarti ia menyiapkan bekal atas dirimu dalam bertasawuf" demikian pernyataan Imam Al-Ghazali mengenai hubungan akhlak dan tasawuf.

Pendidikan akhlak menurut Imam Al-Ghazali dilakukan melalui pembiasaan dan bukan dengan pembelajaran. Jika kita ingin menjadikan orang melakukan suatu hal, maka Imam Al-Ghazali mengharuskan ia melakukan perbuatan orang seperti yang ia inginkan. 

Jadi jika ingin menjadi orang sabar, dia harus berbuat seperti orang sabar, meskipun dia susah melakukan itu.

Tujuan pendidikan karakter berbasis tasawuf ini ialah memberi kompetensi kepada anak didik agar mampu membaca fenomena alam, sosial dan budaya sebagai tanda kehadiran Tuhan.

Baca juga : Sudut Pandang Musibah Perspektif Tasawuf Imam Junaid Al-Baghdadi bagi Milenial

Kemudian agar anak didik mampu mengontrol diri dari berbagai sikap negatif, dan juga mampu mengembangkan diri dengan melakukan sikap-sikap positif, mampu mematuhi dan meformulasi norma dan aturan, dan juga mampu memahami hikmah dan manfaat norma dan aturan bagi kemaslahatan umat manusia.

Adapun metode pembelajaran pendidikan karakter berbasis tasawuf dilakukan melaui mujahadah, riyadhah, ibadah, yaitu suatu proses pendidikan yang dilakukan melalui fase-fase pelatihan spiritual, dengan memfokuskan pelatihan pada integrasi nilai-nilai tasawuf untuk menggerus pengaruh materi dan memperkuat aspek rohani meliputi taubat (selalu instropeksi diri), zuhud (meninggalkan yang haram dan syubhat), wara' (fokus kepada Allah), sabar (merasa cukup), kefakiran (meninggalkan sikap materialistis), tawakkal (penyerahan total kepada Allah), ridho (senang dan bahagia dengan ketentuan Allah), syukur (berterima kasih atas nikmat yang diterima).

Kesimpulannya adalah ilmu tasawuf berperan besar dalam mewujudkan sebuah revolusi moral spiritual yang merupakan basis etika bagi suatu formulasi sosial, seperti dunia pendidikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun