"SAMPAI KAPAN LAGI AKU HARUS MENUNGGU TANPA KABAR?!! AKU GAK BISA SELALU HARUS TERUS SEPERTI INI!!! MEMANGNYA, AKU INI KAMU ANGGAP APA??! APAKAH AKU SUDAH BUKAN ORANG YANG PENTING LAGI BUAT KAMU HINGGA KAMU MELEWATKANKU BEGITU SAJA?? KENAPA KAMU SANGAT SUKA SEKALI MEMBUATKU LAMA MENUNGGU!! KAMU TAU? KAMU TAU BETAPA TERSIKSANYA AKU KARENA ITU??! KAMU TAU? KAMU TAU BETAPA AKU MEMBUTUHKAN KAMU DISAAT-SAAT SEPERTI INI??! KAMU TAU GAK?!! KAMU ITU GAK TAU APA-APA!!! UNTUK MEMBERIKU KABAR ATAU HANYA SEKEDAR MEMBALAS PESANKU SAJA KAMU TIDAK BISA! AKU GAK BISA SELALU HARUS TERUS SEPERTI INI!!!
Sayup-sayup terdengar, ya.. semakin diri ini memastikan dan mengikuti suara tersebut, suara itu semakin jelas terdengar, itu.. itu sungguhlah sangat amat suara yang menyedihkan, sangat menyayat perasaan jika engkau dapat mendengarkannya,
#di dalam bagian ruang diskusi di perpustakaan kampus
Dinar : (memanggil-manggil dengan nada cukup keras) "Vel?? Velyn?! Velyn?!!!"
Velyn : (sedikit tersentak) "Uhm, ah.. Kenapa Din?"
Dinar : "Lo yang kenapa! Gue perhatiin dari tadi lo itu murung terus Vel.. Gak ada semangat-semangatnya..
Leon : "Iya Vel, udah gitu mata lo.."
Velyn : "Mata gue kenapa?" (sambil memegang-megang matanya)
Leon : "Entah lo nya abis ngapain, yang jelas mata lo itu nunjukkin kalo lo kaya abis begadang gak tidur semaleman"
Velyn : "Sok tau.."
Leon : "Lah, gue kan cowo, gue kenal banget lah sama bentuk rupa mata macem kaya mata lo gitu, tapi..." potong Leon