"Aku, Nilam" jawabku dengan tersenyum malu.
"Salam kenal, ya," lanjutnya.
"Iya, Kak," jawabku singkat.
Ternyata, itu awal kisah kita dimulai.
Setelah kejadian itu, aku tak mencari bahkan memikirkanmu lagi. Karena aku tau, kamu tidak akan pernah melirikku untuk dijadikan pasangan. Namun di sudut Taman Kota tiba-tiba...
"Hai Nilam, kamu sendirian? Lagi ngapain?" Kamu menyapaku.
"Eh, iya, kak, ini aku lagi cari referensi untuk menulis. Kok kaka disini juga?" Aku kaget mendapati kamu ada di Taman Kota.
"Iya, habis jogging. Oh, iya, aku ajak makan mau gak?" ajak dirimu.
"Boleh." aku dengan mudah mengiyakan.
Kita memesan makanan yang sama. Sembari menunggu kami pun mengobrol bahkan bercanda. Tak lama, makanan pun datang sampai akhirnya, diakhir pembicaraan kamu berkata...
"Nilam, kalau boleh jujur, aku mengagumimu. Iya, ketika kamu mengutarakan pendapat waktu itu, pertama kalinya aku terpana denganmu. Tidak hanya disitu, aku sampai cari tau kehidupanmu. Dan entah kenapa aku merasa yakin denganmu" jelasmu.