Mohon tunggu...
Atika Ayuningtyas
Atika Ayuningtyas Mohon Tunggu... Human Resources - Human Resources Division

Hai, saya menyukai membaca, menulis dan menggambar. Dengan senang hati jika kita bisa berbagi judul-judul buku yang menarik.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

"Cycle Breaker": Memutus Pola Pengasuhan Negatif Keluarga

10 Desember 2024   15:52 Diperbarui: 16 Desember 2024   08:56 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://renewedhorizon.com/2018/05/16/breaking-parenting-cycles/

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat tempat pertama kali manusia memperoleh pengalaman dan pembelajaran hidup. Manusia sebagai makhluk sosial mempelajari cara bersosialisasi dan berkomunikasi dengan individu diluar dirinya melalui interaksi antar anggota keluarga. Anggota keluarga usia dewasa menularkan norma agama, sosial dan budaya kepada anak-anak sehingga membentuk karakter maupun identitas diri. Idealnya, dari keluargalah individu memperoleh rasa aman dan nyaman, cinta kasih, dukungan emosional serta material.

Umumnya, peran setiap anggota keluarga dapat terlihat melalui tiga generasi, yaitu: anak, orang tua dan kakek nenek. Anak dianggap sebagai penerus keturunan yang masih rentan sehingga membutuhkan perlindungan dari orang tua. Orang tua berperan sebagai pelindung dan penyedia kebutuhan anak baik fisik maupun emosional. Sementara kakek dan nenek sebagai generasi tertua, diharapkan mampu menjadi penasihat yang bijak bagi anak keturunannya.

Akan tetapi, tidak semua orang cukup beruntung lahir dan tumbuh di tengah kondisi keluarga yang ideal. Beberapa hal yang menyebabkan disfungsi pada keluarga antara lain:

  • Kekerasan dalam rumah tangga

Akar dari kekerasan rumah tangga dapat berasal dari persoalan finansial, ketidakstabilan mental orang tua hingga keterbatasan latar belakang pendidikan dan pola pikir.  Bentuk kekerasan dalam rumah tangga cukup beragam, mulai dari kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual hingga pengabaian. Kekerasan biasanya dilakukan oleh anggota keluarga superior kepada anggota keluarga yang dianggap lebih lemah;

  • Komunikasi yang buruk

Buruknya komunikasi dalam suatu keluarga terjadi ketika proses penyampaian informasi, perasaan maupun pikiran antar anggota keluarga terhambat sehingga memicu kesalahpahaman, konflik dan renggangnya ikatan emosional. Akibatnya, seseorang yang tumbuh dalam keluarga dengan komunikasi buruk akan sulit mengekspresikan perasaan secara terbuka, kurangnya kemampuan mendengarkan dan memahami antar anggota keluarga, konflik yang tidak tuntas, saling menyalahkan, rendahnya kepercayaan antar anggota keluarga, kecenderungan menarik diri dan menghindari interaksi dengan anggota keluarga serta minimnya kehadiran dan keterlibatan fisik;

  • Minim batasan antar anggota keluarga

Meskipun hidup bersama dalam ikatan keluarga, penentuan batasan antar anggota di dalamnya penting untuk dipahami dan disepakati. Samarnya garis batas akan berpengaruh pada kurang dihargainya ruang pribadi, tanggung jawab, tumpang tindih peran serta hak dan kewajiban masing-masing anggota keluarga;

  • Pola asuh yang keliru

Orang tua yang menerapkan pola asuh keliru nampak dari beberapa perlakuan seperti inkonsistensi dalam menerapkan aturan, perilaku permisif maupun otoriter, membandingkan antar anak satu dengan yang lain, dan memaksakan anak merealisasikan harapan orang tua. Kekeliruan pola asuh berpotensi menyebabkan gangguan tumbuh kembang anak secara sosial dan emosional.

Pola pengasuhan negatif dapat menyebabkan distorsi dalam proses pembentukan karakter seseorang secara fisik maupun psikologis. Dampak tersebut cukup masif, baik yang muncul pada saat itu juga ataupun yang bersifat laten. Mulai dari penyimpangan perilaku, rendah diri, gangguan kecemasan, depresi, trust issue, kesulitan berkonsentrasi, hingga terbentuknya siklus kekerasan.

Siklus kekerasan jamak terjadi pada seseorang yang tumbuh dalam lingkungan pengasuhan kurang ideal. Manusia memiliki kecenderungan untuk menyerap informasi dan menangkap peristiwa-peristiwa melalui panca indera, lalu kemudian menyimpannya dalam memori, meniru perilaku tersebut sampai dengan menciptakan pengulangan pola pengasuhan negatif di masa depan.

Bagaimana latar belakang keluarga tempat kita dilahirkan bukanlah sesuatu yang dapat kita pilih. Akan tetapi, manusia sebagai individu yang dibekali oleh akal, budi dan rasa memiliki pilihan untuk menentukan keluarga seperti apa yang akan ia ciptakan di masa mendatang. Dari sinilah kemudian muncul apa yang disebut sebagai "Cycle Breaker" atau "Pemutus Siklus".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun