Mohon tunggu...
Atika PutriRahmadani
Atika PutriRahmadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prodi Manajemen Dakwah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterpaduan Syari'ah dengan Tasawuf

26 November 2023   14:20 Diperbarui: 26 November 2023   15:13 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syari'ah menurut bahasa memiliki arti 'Jalan', maksudnya adalah jalan yang harus ditempuh oleh manusia untuk menuju kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sedangkan menurut istilah arti dari syari'ah adalah amalan yang mengatur hubungan manusia dengan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. serta hubungan manusia dengan alam. 

Keterpaduan syari'ah dengan tasawuf adalah pada bentuk amalan yang merupakan sebagai modal dasar dalam membangun dan membentuk kepribadian muslim kaffah. 

Imam Malik bin Anas berpendapat bahwa "Barangsiapa yang mengamalkan tasawuf tanpa mengamalkan fikih (syari'ah), maka sungguh ia adalah zindiq. Barangsiapa yang mengamalkan fikih (syari'ah) tanpa mengamalkan tasawuf maka ia adalah fasiq. Dan barangsiapa yang menyatukan keduanya maka ia telah berada di jalan yang benar." 

Pandangan Imam Malik ini memadukan pengetahuan akal (ilm al-aql) dan  pengetahuan qalbu (ilm al-qalb) yang merupakan landasan Tasawuf Sunni. Dengan demikian, terdapat dua langkah operasional dalam bidang syari'ah dan tasawuf yaitu dengan menekankan pentingnya belajar fikih sebelum mempelajari tasawuf agar tidak terjadi penyimpangan dan keyakinan bahwa pengetahuan itu sejatinya adalah Nur yang ditiupkan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى ke dalam qalbu.

Imam al-Ghazali pun juga berhasil memadukan kedua langkah tersebut dalam Tasawuf Sunni, yaitu pengamalan tasawuf yang berdasarkan bimbingan al-Qur'an dan sunnah nabi. Sebagaimana yang terdapat pada kandungan ayat Al-Qur'an berikut.  

 اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." Q.S An-Nahl [16]: 90 

Kepribadian muslim dibangun diatas tiga landasan yaitu Trilogi ajaran Islam yang meliputi Iman, Islam, dan Ihsan. Trilogi jaran Islam ini tercermin pada kepribadian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  yang merupakan model Uswatun Hasanah bagi seluruh umat muslim di dunia. Contoh dari pengamalan ibadah yang mencerminkan trilogi ajaran Islam adalah dengan melalui ibadah sholat, zakat, puasa, dan haji.  

Perpaduan fikih (syari'ah) dengan tasawuf dalam sholat adalah terdiri dari lima unsur, yaitu sebagai berikut: (1) Tawajuh, (2) Munajat, (3) Istislam, (4) Ikhlas, (5) Khusyuk. Selain itu, perpaduan fikih dengan tasawuf dalam zakat adalah sebagai berikut: (1) Zakat untuk mengikis sifat yang kikir, (2) Zakat merupakan bentuk aktualisasi rasa syukur atas pemberian nikmat Allah Swt, (3) Zakat adalah bentuk menguatkan tali persaudaraan sesama Muslim.  

Perpaduan fikih dengan tasawuf dalam dimensi puasa adalah dengan meliputi: (1) Puasa bertujuan untuk menjadi pribadi yang memiliki komitmen, (2) Menjadi pribadi yang sabar, (3) Istiqomah, (4) Untuk menjadikan pribadi yang menumbuhkan rasa simpati dan empati. Dan yang terakhir perpaduan fikih dengan tasawuf dalam dimensi haji, yaitu untuk meninggalkan dari Rafas (Nafsu), Fusuk (Bohong), dan Jidal (Debat). 

Pengamalan ibadah tersebut harus di dasari atas landasan keyakinan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengikuti syariat yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  dan dilakukan dengan Ihsan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى 

Berdasarkan trilogi ajaran Islam, keterpaduan syari'ah dengan tasawuf akan dielaborasikan dengan sebagai berikut. 

1. Ihsan : Esensi Kerohanian dalam Ajaran Islam 

Ihsan adalah sebagai generator untuk menghasilkan energi dan menjadikan kepribadian muslim yang kokoh dan bertanggung jawab seperti tercermin pada fokus-fokus pengamalan tasawuf yaitu: 

  • Tazkiyatun Nafs, yaitu usaha membersihkan atau mensucikan diri dari segala macam penyakit hati. Contohnya adalah dengan al-Ibadat, al-Mujahadah, ar-Riyadhat, dan al-inqitha'u illallah.
  • Taqarrub illallah, yaitu mendekatkan diri kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
  • Hudhurul Qalbi ma'allah, yaitu merasakan kehadiran Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى  di dalam qalbu kita.

2. Ihsan adalah Tasawuf, Tasawuf adalah Ihsan 

Ihsan adalah pengamalan tasawuf dengan mengikuti dan membiasakan sunnah Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang dilaukan secara konsisten. Contohnya seperti penguatan kualitas diri dengan membangun relasi denagn Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى , Manusia, dan Alam. 

Dosen Pengampu:

Dr. Hamidullah Mahmud, Lc., M.A. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun