Jadi penulis berusaha menggambarkan keindahan dari suatu impian ideal yang dibangun berdasarkan realitas/situasi & kondisi yang senyata mungkin, untuk mengajak & menginspirasi orang lain agar ikut bergabung mewujudkan impian tersebut. Jadi penulis tidaklah bermaksud mengatur orang lain tetapi mengajak & mempengaruhi orang lain, yang kemudian atas kesadarannya sendiri, mereka berubah & teratur dengan sendirinya.
Bisa jadi ada lagi yang mendebat penulis dengan mengatakan bahwa penulis menjebak mereka dalam jeratan cinta yang hanya menguntungkan penulis & merugikan mereka. Maka penulis akan berkata, bukankah sejak awal penulis tidak memaksa para perempuan tersebut untuk cinta pada penulis? Bukankah cinta itu muncul dengan sendirinya pada penulis? Katakanlah ada yang tidak ingin jatuh cinta pada penulis, tapi apakah ada yang bisa mengelak & menghindar dari cinta yang merupakan anugerah alam? Alam tidak akan memberikan rasa cinta seseorang pada orang lain tanpa alasan, entah alasan cinta itu muncul karena kelebihan fisik & materi yang dipunya/karena kecocokan psikologis/karena kekayaan hatinya.
Katakanlah ada yang terlanjur terjerat cintanya penulis, tetapi, jika ada yang tidak ingin jatuh cinta pada penulis, bukankah mereka dapat pergi meninggalkan penulis & mencari pengganti penulis yang menurutnya lebih baik dari penulis? Katakanlah jika ada yang sangat mencintai penulis sehingga tidak bisa berpaling dari penulis, maka bukankah masalahnya sederhana, penulis ingin berpoligami, sehingga jika ingin tetap bersama penulis, maka relakanlah penulis untuk berpoligami.
Kalau tidak rela dimadu karena merasa tersakiti & menderita jika dipoligami, maka lebih baik mereka merenungkan besarnya rasa sakit & derita yang diterima ketika memaksakan diri bersama dengan penulis yang ingin berpoligami, agar mereka bisa lebih memantapkan niat untuk berpisah dengan penulis. Jika ada lagi yang membahas hal lainnya, dalam rangka untuk mempengaruhi penulis, dengan mengatakan bahwa banyak orang yang tulus mencintai penulis bahkan di antaranya adalah berasal dari kalangan terpandang & bukan orang sembarangan, sehingga bertanya apakah tidak sayang & menyesal jika mereka akhirnya mundur karena penulis memutuskan untuk berpoligami? Penulis akan mengatakan bahwa awalnya penulis lebih condong pada monogami, dikarenakan perkembangan yang terjadi hingga saat ini, maka penulis memutuskan untuk berpoligami.
Jika mereka akhirnya mundur karena keputusan penulis tersebut, maka penulis akan mempersilahkan mereka. Meskipun mereka sangat menarik karena cantik, berharta & bertahta besar, tapi penulis tidak mau terjebak lagi dalam kisah lama yang berputar-putar tanpa ujung. Jadi untuk menyederhanakan masalahnya, sekarang penulis fokus pada persoalan intinya yakni dengan pertanyaan: mau/tidak dipoligami? Jika tidak mau dipoligami berarti kita tidak sejalan, sehingga carilah pria lain yang sejalan & bisa diajak monogami. Jika bersedia dipoligami, maka mari kita bangun jalan & pikirkan bagaimana mewujudkan pernikahan poligami yang membahagiakan.Â
Secara ringkas tulisan ini hanya dimaksudkan untuk mendudukkan perkara pada tempat yang semestinya. Bagi para pecinta penulis yang masih bertahan, maka agar tidak terlalu sakit hati & menderita, berjuanglah untuk menghalau & bertahan menghadapi berbagai kabar miring & fitnah, walaupun harus tertatih & terjatuh, teruslah melangkah sejauh kemampuan yang dipunya sebagaimana yang telah penulis lakukan hingga mencapai posisi seperti saat ini.
Jika kalian benar-benar mencintai penulis, maka seharusnya kalian tahu apa yang harus dilakukan sebagaimana yang telah penulis uraikan dalam tulisan-tulisan penulis sebelumnya. Selain itu jika cinta kalian tulus kepada penulis, maka seharusnya ulah pembenci penulis yang berusaha dengan bermacam cara untuk memisahkan kita & membuat kalian sakit hati & menderita agar menyerah.
tidaklah membuat kalian mudah berputus asa karena banyak pengalaman berharga yang kita dapat di masa lalu sebagai pelajaran untuk mendewasaan diri dalam mengatasi permasalahan serupa di masa kini. Bagi yang menyerah karena sudah tidak bisa bertahan, maka agar bisa hidup tenang & bahagia, mantapkan keputusan untuk melangkah ke depan tanpa terombang-ambing lagi dalam permasalahan di masa lalu yang telah lewat. Yakinkan diri bahwa penulis bukanlah orang yang tepat untuk kalian, tetapi ada pria lain di luar sana yang lebih tepat untuk kalian.
Jadi tak perlu lagi buang-buang waktu & memperumit masalah, karena solusi masalah kalian selama ini adalah sederhana, yakni kubur masa lalu, kemudian mewujudkan masa depan dengan membangun masa kini bersama pria yang bisa memberikan kebahagiaan & bukan penderitaan. Bagi pendatang baru, tujuan penulis adalah memajukan Indonesia & menikah poligami, jika ingin menjadi pendamping penulis, maka pastikan bahwa kalian siap berbagi, siap dimadu, siap diduakan, siap ditigakan, & siap diempatkan.
Jika tidak siap melakukan hal tersebut, lebih baik jangan berharap & berkeinginan untuk menjadi pendamping penulis, karena seperti dalam pengalaman yang sudah pernah terjadi, memaksakan diri tanpa ada kerelaan berbagi hanya akan memberi sakit hati & derita. Lebih baik kita menjalin hubungan sebatas pertemanan & sebagai saudara sebangsa & setanah air yang saling membantu memajukan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H