Perpisahan tersebut dimulai dari masalah lama yakni ketidaksetujuan dari pihak perempuan terhadap penulis yang kemudian ditambah lagi masalah baru yakni keputusan penulis untuk berpoligami, sehingga perpisahan tersebut tetap terjadi hingga sekarang. Sebenarnya saat ini, masalahnya akan menjadi mudah terpecahkan ketika pihak perempuan bersedia dipoligami sehingga masing-masing pihak tak perlu saling ingkar janji jika memutuskan untuk berpisah.
Berhubung masing-masing pihak tetap bertahan & tidak mengambil jalan tengah untuk mendamaikan ego masing-masing dalam menyelesaikan masalah ini, maka perpisahan adalah jalan terbaik meskipun harus saling mengingkari janji. Jadi isu ingkar janji ini sudah tidak pada tempatnya jika terus digunakan untuk memojokkan penulis, karena isu ingkar janji itu akan berbalik lagi pada pihak perempuan tersebut.Â
Kemudian kita bahas juga orang-orang yang memojokkan penulis sebagai tukang bohong. Untuk menanggapi pernyataan tersebut, maka penulis sederhanakan permasalahan tentang penulis ke dalam 2 sisi. Sisi pertama adalah sosok penulis yang ada di dalam kenyataan & sisi ke dua adalah sosok penulis yang tergambar di dalam tulisan. Jika yang dimaksud bahwa penulis berbohong dalam hal menuliskan sosok dirinya yang tidak sesuai dengan kenyataan, maka penulis sampaikan di sini bahwa tulisan penulis adalah termasuk karya fiksi, jika ada kemiripan cerita & tokoh di dalamnya, maka hal itu merupakan unsur kesengajaan, karena berbagai cerita versi penulis dibuat untuk mengimbangi berbagai cerita versi/yang dibuat orang lain.
Jadi sekarang penulis adalah salah satu penulis karya fiksi yang menggunakan bermacam sosok orang yang dibutuhkan, di mana penulis berperan sebagai sosok tokoh utama yang membentuk serangkaian peristiwa untuk kemudian menyusunnya sebagai suatu cerita. Katakanlah karya fiksi yang dibuat penulis tidak bisa digunakan untuk memojokkan penulis sebagai seorang pembohong, sehingga para pendebat tersebut beralih berkata bahwa di dunia nyata penulis banyak berkata bohong, maka kita harus tahu apa itu "bohong". "Bohong" berarti "tidak sesuai kenyataan", "berkata bohong" berarti "berkata tidak sesuai kenyataan".
Di antara sekian banyak kata-kata, ada kata-kata/rayuan gombal yang diucapkan untuk merayu lawan jenis dengan kata-kata berlebihan yang tidak sesuai kenyataan. Karena penulis di dunia nyata masih jomblo & belum pernah pacaran, sehingga bisa dikatakan bahwa penulis sangatlah sedikit mengucapkan rayuan gombal kepada lawan jenis & itu artinya tidak banyak kata bohong yang diucapkan penulis. Dengan demikian orang yang berkata bahwa di dunia nyata penulis banyak berkata bohong, berarti orang tersebut sendirilah yang berkata bohong karena berkata tidak sesuai kenyataan. Jika masih tidak terima & mendebat hal ini, maka pernahkah orang tersebut bertemu & bersama penulis selama beberapa waktu lamanya di dunia nyata?
Jika belum pernah, berarti informasi tentang penulis yang orang tersebut dapatkan, patut dipertanyakan asal usul & kebenarannya. Sekedar mengingatkan, bahwa jangan sampai karena terlalu benci pada penulis sehingga harus mencari-cari & mengada-ada tentang kesalahan & keburukan yang dilakukan penulis, karena penulis bagaikan cermin yang dapat merefleksikan balik apa yang kalian cari-cari & ada-adakan itu kepada diri kalian sendiri.
Kemudian soal anggapan yang menyudutkan penulis bahwa penulis memanfaatkan harta & tahta orang lain, maka sebelum membahasnya, penulis kemukakan dahulu kata bijak yang dikatakan orang paling bijak yang menyebutkan bahwa sebaik-baik orang adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Dengan dasar ini maka penulis memiliki keinginan untuk menjadi orang yang paling bermanfaat bagi orang lain. Sehingga penulis berusaha membuat tulisan-tulisan yang sifatnya menggugah & menyadarkan orang-orang, yang termasuk di dalamnya adalah orang yang berharta & berkuasa agar tergerak & bergabung ke dalam gerakan memajukan Indonesia. Bukankah dengan bergabung dalam gerakan memajukan Indonesia, maka masing-masing dari kita akan memiliki peran & andil dalam usaha memajukan Indonesia? ketika kita punya peran & andil dalam usaha memajukan Indonesia, bukankah kita akan merasa bangga & berjasa saat Indonesia berhasil maju? & di atas semua itu.
bukanlah dengan begitu, akhirnya kita menjadi orang yang berguna bagi bangsa Indonesia/orang banyak? & hal itu berarti kita menjadi sebaik-baik orang. Tidakkah kita ingin menjadi sebaik-baik orang? Katakanlah ada yang merasa dirugikan, tapi bukankah pengorbanan itu (kerugiannya) akhirnya berdampak pada kemajuan Indonesia? Jika ada yang masih protes atas kerugian yang dideritanya, maka penulis sampaikan padanya bahwa tidak ada pengorbanan yang sia-sia selama pengorbanannya adalah untuk kebaikan & demi tujuan yang besar. Apabila masa hidup kita masih cukup, bisa jadi balasan atas pengorbanan tersebut akan kita terima di dunia ini suatu saat nanti ketika sudah tiba waktunya.
Kemudian kita bahas juga orang yang memprotes penulis sebagai orang yang suka mengatur orang padahal penulis sendiri tidak suka diatur & didikte. Sebelum menanggapinya, kita ingat lagi permasalahan yang dulu pernah terjadi hingga saat ini, di mana penulis seolah-olah dijadikan sebagai objek untuk disorot & dicari-cari kesalahan serta keburukannya. Jika dipandang secara positif, memang berbagai sorotan itu sebenarnya baik untuk penulis karena akan memberikan masukan positif terhadap berbagai kesalahan & kekurangan yang ada pada penulis sehingga penulis dapat memperbaikinya agar bisa menjadi orang yang lebih baik lagi.
Tapi yang jadi masalahnya adalah, sorotan itu terkadang hanya untuk mencari-cari kesalahan & keburukan penulis yang kemudian digunakan sebagai bahan hinaan, lelucon, cemoohan, ejekan, yang pada akhirnya bertujuan untuk menjatuhkan & merendahkan penulis. Siapapun pasti ingin berubah menjadi lebih baik lagi, jadi segala kritik & masukan yang membangun, tentunya ingin sekali kita ambil & terapkan pada diri kita yang mendapat kritik. Tapi tiap orang punya kemampuan berbeda-beda dalam menerima & menerapkan kritik & saran tersebut terhadap dirinya sendiri, sehingga ada yang membutuhkan waktu bertahun-tahun hingga bisa berubah atau bahkan membutuhkan waktu yang singkat untuk bisa berubah.
Berangkat dari hal itu semua, penulis tidak bermaksud mengkritik, menyarankan, & mengatur orang lain, tetapi penulis hanya memperlihatkan atau menggambarkan bagaimana suatu hal yang ideal diterapkan dalam kehidupan dengan kata lain penulis bermaksud membumikan suatu hal ideal yang terlalu melangit/di awang-awang/sulit dimengerti & sulit dipraktekkan menjadi gambaran yang sederhana, mudah dimengerti & mudah dilakukan.