Mohon tunggu...
akhmad taufiq hariyadi
akhmad taufiq hariyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Majulah Indonesiaku

Aku adalah manusia biasa seperti yang lain. Tetapi aku terus berpikir, merasa & bertindak sehingga sampailah aku pada kata-kata "Inilah aku". Aku punya kesalahan, kelemahan, kekurangan bahkan keburukan, begitupun yang lain. Tetapi aku punya sesuatu yang menjadi kelebihan & ciri khasku, begitupun yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Majulah Indonesiaku : Ketika Keperjakaan & Keperawanan Menjadi Hal yang Langka

3 Desember 2015   14:34 Diperbarui: 3 Desember 2015   14:50 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Penyaluran & pelampiasan hasrat biologis kepada lawan jenis sebagai bentuk dari dorongan biologis untuk melanjutkan keturunan bukanlah kesalahan/hal yang menjadi permasalahan, tetapi merupakan hal wajar & alamiah selama dilakukan dengan cara & jalan yang baik & benar. Secara alamiah setiap orang memiliki dorongan & kebutuhan biologis yang harus dipenuhi agar dapat melangsungkan hidupnya & melanjutkan keturunannya. Tetapi para pelaku pergaulan bebas berpikir sempit/bahkan berpikir sesat & berangapan bahwa pergaulan bebas adalah cara paling menyenangkan & memberi kenikmatan yang lebih. Tetapi dalam pergaulan bebas tidak ada jaminan pasangan intim kita harus bertanggung jawab terhadap segala resiko pergaulan bebas. Yang ada hanyalah mengumbar kesenangan & kenikmatan sesaat.

Para pelaku pergaulan bebas menutup mata/mengabaikan segala resiko & akibat buruk pergaulan bebas. Sehingga pergaulan bebas bukanlah penyaluran & pelampiasan hasrat yang tepat untuk memenuhi dorongan & kebutuhan biologis tersebut, mengingat terlalu besarnya resiko yang tidak sebanding dengan manfaat & kenikmatan yang diperoleh. Hanya melalui ikatan pernikahanlah dorongan & kebutuhan biologis tersebut dapat dipenuhi dengan cara & jalan yang baik & benar untuk meminimalkan/menghilangkan akibat buruk seperti yang ada di dalam pergaulan bebas. Melalui ikatan pernikahanlah seseorang mendapat jaminan hukum & keabsahan dalam menjalani kehidupan berumah tangga dengan lawan jenis.

Jika seperti itu, maka akan muncul pertanyaan, bagaimana bersenang-senang dengan banyak perempuan tapi tanpa terjerumus dalam pergaulan bebas? Sebenarnya ada cara & jalan yang dibolehkan untuk hal itu yakni melakukan poligami. Penulis termasuk orang yang menyuarakan poligami sebagai jalan untuk memenuhi hasrat pria yang ingin memiliki perempuan lebih dari satu. Jika para pembaca ada yang tertarik untuk berpoligami, maka bergabunglah dengan penulis untuk menyuarakan poligami yang bisa pembaca lihat di http://duniataufiq.blogspot.com. Penulis akan membela para pelaku poligami, asalkan mereka dalam posisi yang benar & bertanggung jawab.

Karena penulis berpikir lebih baik berpoligami daripada berselingkuh/melakukan pergaulan bebas yang beresiko tinggi. Calon pelaku poligami tidak perlu segan jika banyak yang tidak setuju dengan pernikahan poligami, karena poligami adalah pilihan & poligami dilakukan tanpa paksaan yakni tanpa memaksakan kehendak orang lain agar bersedia melakukan poligami. Jika seseorang tidak mau dipoligami, maka kita cari lagi orang lain yang bersedia dipoligami. Tapi bagaimana jika kita terlalu mencintai seseorang sedangkan orang tersebut tidak mau dipoligami? Jika kita terlalu condong pada perempuan tersebut, maka kita harus rela melepaskan perempuan-perempuan yang lain agar bisa menikah dengan perempuan yang kita cintai tersebut secara monogami. Tapi jika kita tidak condong pada perempuan tersebut, maka kita harus rela melepaskannya walaupun kita masih mencintainya agar bisa menikah dengan beberapa perempuan lain yang bersedia dipoligami.

Kita kembali lagi pada persoalan pergaulan bebas. Jikalau ada yang beralasan bahwa "hal itu" dilakukan atas dasar suka sama suka & mau sama mau, maka orang lain tidak punya hak untuk melarang. Kita sebagai orang lain bagi para pelaku pergaulan bebas memang tidak punya hak mencampuri urusan pribadi mereka, tetapi kita punya kewajiban untuk menjaga pelanggaran kesusilaan yang dilakukan secara terang-terangan, karena hal itu tidak saja mengganggu & merusak ketertiban tetapi juga bisa menjadi pemicu timbulnya penyakit jasmani/rohani/sosial yang dapat menular kepada orang lain seperti penyakit kelamin, AIDS, aborsi, penelantaran anak, kemerosotan moral, dsb. Meskipun yang menanggung akibat buruk pergaulan bebas adalah para pelakunya sendiri tetapi orang lain di sekitar para pelaku tersebut juga akan terkena dampak perbuatan buruk tersebut, yakni terancam tertular penyakit jasmani/rohani/sosial seperti yang telah disebut di atas sehingga kita sebagai orang lain bagi para pelaku pergaulan bebas tersebut perlu waspada & kalau perlu mengantisipasi akibat buruk pergaulan bebas.

Lalu apa hubungan tulisan ini dengan gerakan memajukan Indonesia? Sebelum menjawab pertanyaan ini, kita bahas dahulu pertanyaan yang muncul dari orang-orang yang terlanjur tercebur dalam pergaulan bebas yakni apa yang harus dilakukan mereka agar terbebas dari pergaulan bebas/minimal terbebas dari ancaman penyakit jasmani/rohani/sosial? Yang pelu dilakukan adalah terus mengingat akibat terburuk dari pergaulan bebas kemudian secara bertahap mengurangi atau bahkan menghentikan perbuatan terlarang yang pernah dilakukan & yang terpenting adalah membatasi pergaulan agar tidak terlalu bebas & bergaul dengan orang-orang yang membawa pengaruh positif.

Kita beralih pada jawaban untuk pertanyaan di awal paragraf ini yakni hubungan tulisan ini dengan gerakan memajukan Indonesia, tulisan ini bermaksud untuk memberikan gambaran & penyadaran bahwa masalah sosial seperti kerusakan moral akibat pergaulan bebas dapat menghambat kemajuan masyarakat yang ujung-ujungnya akan menghambat kemajuan Indonesia pada umumnya. Jadi harapannya setelah membaca ini, kita dapat menjadi lebih sadar akan dampak buruk dari pergaulan bebas yang dapat menimbulkan penyakit jasmani/rohani/sosial seperti yang telah disebutkan di atas yang hanya menimbulkan masalah sosial yang akan membuat kita tertahan & sibuk mengatasi masalah ini, padahal seharusnya kita bergerak maju untuk membangun Indonesia agar bisa segera menjadi negara yang makmur sentosa & berdaulat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun