Indonesia memiliki sumber daya alam serta sumber daya budaya yang sangat besar sebagai modal dasar dalam pembangunan dan perkembangan kepariwisataan. Modal dasar tersebut berperan besar dalam perencanaan pariwisata di masa yang akan datang dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan serta kemakmuran masyarakat.Â
Pariwisata berkembang karena ada gerakan manusia dalam mencari sesuatu yang belum diketahui. Pada saat ini berbagai macam jenis pariwisata telah bergerak maju, salah satunya adalah jenis pariwisata berbasis lingkungan alam atau biasa disebut ekowisata.Â
Ekowisata merupakan jenis wisata yang penuh anugerah dan didalamnya terdapat wawasan lingkungan yang penuh tanggung jawab serta terdapat perpaduan berbagai minat yang muncul dari rasa empati ataupun keprihatinan terhadap sosial, ekonomi, dan lingkungan. Hal itulah yang menjadi pertahanan pada ekowisata karena saling berhubungan.
Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang memperhatikan nilai-nilai alam dan berkaitan dengan lingkungan  di mana kegiatannya diselenggarakan melalui kesederhanaan dan lingkungan alamnya dipelihara dengan baik, sehingga wisatawan dapat menikmati keindahan alam yang alami secara langsung.Â
Definisi ekowisata pertama kali diperkenalkan oleh organisasi The Ecotourism Society (1990) yang mengatakan bahwa ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke wilayah alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan serta kesejahteraan masyarakat setempat. Menurut Eplewood (1999) ekowisata merupakan bentuk baru dari perjalanan bertanggung jawab ke area lami dan memiliki peluang yang dapat menciptakan industri pariwisata.Â
Lebih lanjut Alan A. Leq, Ph.D. The Ecotourism Market in The Asia Pasific Region (1996) mengatakan bahwa ekowisata adalah kegiatan petualangan, wisata alam, budaya, dan alternatif yang mempunyai karakteristik seperti adanya pertimbangan yang kuat pada lingkungan dan budaya lokal, adanya kontribusi positif bagi lingkungan dan sosial ekonomi lokal, adanya pendidikan dan pemahaman baik untuk penyedia jasa maupun pengunjung mengenai konservasi alam dan lingkungan.Â
Ekowisata memiliki kelebihan dalam objeknya seperti flora, fauna, kegiatan sosial, dan lainnya yang memiliki unsur unik dan keaslian didalamnya. Di dalamnya, ada keterlibatan masyarakat sekitar dalam memberikan layanan dan kepemanduan untuk memuaskan wisatawan. Kegiatan ekowisata sudah di kenal perannya menjalankan kegiatan yang ramah lingkungan.Â
Ekowisata memiliki peran lebih untuk mengedukasi wisatawan mengenai lingkungan, dan tidak hanya berfokus pada perjalanan yang berdampak minimal terhadap lingkungan masyarakat. Hal itulah yang menjadikan ekowisata memiliki nilai lebih dalam menyongsong lingkungan hidup yang lebih sejahtera.
Pertumbuhan dan kemajuan kualitas lingkungan hidup memperlihatkan hubungan erat antar manusia dan alam lingkungannya. Di samping hubungan erat tersebut, terdapat permasalahan yang akan muncul dalam ekowisata, yaitu berupa degradasi lingkungan. Degradasi lingkungan ini muncul karena adanya pencemaran lingkungan yang buruk akibat polusi dari asap kendaraan ataupun asap sisa pembakaran sampah.Â
Selain itu, degradasi lingkungan muncul karena adanya pembangunan secara berlebihan sehingga tidak berfungsi dan menyebabkan penurunan kualitas terhadap lingkungan yang asli, seperti adanya cerobong asap dari bahan bakar, air buangan (limbah), dan masih banyak lagi.Â
Dari permasalahan tersebut menimbulkan lingkungan yang kotor dan tercemar akibat ulah manusia. Kemudian saat ini dari manusia itu sendiri menimbulkan sisi buruknya karena masih minim kepedulian terhadap lingkungan, ini terjadi akibat adanya campur tangan dari tangan-tangan usil yang berlebihan pada lingkungan.Â
Hal itulah yang dapat menghambat proses pengembangan dan pelaksanaan terhadap ekowisata karena pencemaran lingkungannya semakin berlanjut. Keprihatinan tersebut juga semakin meningkat apabila tidak ada cara mengatasinya yang berkesinambungan.
Di Indonesia, khususnya daerah Sumatera Selatan terdapat Ekowisata kampung wisata warna-warni Desa Burai yang telah dibentuk sejak tahun 2017. Dilansir dari masterplandesa.com, kampung ini mendapat peringkat kedua pada kategori Kampung Wisata Terpopuler di Indonesia. Kampung ini memiliki potensi wisata unik yang didalamnya terdapat homestay dari rumah limas dan rumah bari, makanan khasnya yaitu kemplang, buah tangan yang disuguhkan dan menjadi ikon atau oleh-oleh khas Ekowisata Kampung Warna-warni Desa Burai ini adalah songket dan purun.Â
Dilihat dari adanya penghargaan yang diraih oleh Ekowisata Kampung Warna-warni dan potensi yang ditunjukkan oleh Ekowisata Kampung Warna-warni Desa Burai seperti memiliki berbagai ragam budaya, potensi wilayah serta sumber daya manusia yang saling terlibat inilah yang menyadarkan bahwa Ekowisata Kampung Warna-warni ini termasuk salah satu jenis ekowisata terbaik yang ditemukan. Ekowisata Kampung Warna-warni ini selain telah menjaga lingkungan, mereka selalu menjaga dan melestarikan budayanya.Â
Namun disamping itu, sektor pariwisata belum menjadi suatu aset utama yang dapat dikembangkan secara optimal untuk mendukung pertumbuhan perekonomian di Desa Ekowisata Burai ini. Pengembangan suatu objek pariwisata kampung ekowisata warna-warni di Desa Burai masih kurang mendapat perhatian, sehingga hal tersebut tidak dapat berkembang secara optimal padahal objek wisata tersebut memiliki banyak potensi yang cukup baik apabila di kelola dan diperhatikan dengan telaten. (Putri, 2019)Dengan demikian, harapan dari adanya Ekowisata Kampung Warna-warni Desa Burai ini ke depannya dapat dikenal lebih luas oleh khalayak, diperhatikan secara khusus, dapat berjalan baik serta berkelanjutan, berkembang dan menjadi wadah pembuka peluang usaha dan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar sana.
Pembangunan dan pengembangan ekowisata diarahkan agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan wisatawan dengan sebaik-baiknya, seperti lingkungan yang bersih, nyaman, santai, dan yang pastinya dapat mengembalikan kesehetan fisik dan mental. Oleh sebab itu, pengembangan ekoturisme ini merupakan salah satu cara dalam upaya melestarikan lingkungan dan memiliki keuntungan yang besar dalam meningkatkan pemanfaatan lingkungan yang ada. Agar teknik pengembangan pembangunan pariwisata berwawasan lingkungan hidup ini dapat terlaksanakan, maka diperlukan kesadaran dan tekad yang kuat dari dalam diri setiap manusia untuk mewujudkannya karena dari kesadaran inilah yang akan memunculkan perubahan wawasan, pandangan, dan pendalaman tanggung jawab dalam diri masing-masing.
Referensi
Masterplandesa. (2022, April 13). Potensi Ekowisata di Kampung Wisata Warna Warni Desa Burai, Sumatera Selatan. Retrieved from masterplandesa.com: https://www.masterplandesa.com/wisata/potensi-ekowisata-di-kampung-wisata-warna-warni-desa-burai-sumatera-selatan/
Putri, V. S. (2019). Pengelolaan Destinasi Pariwisata Kampung Warna-Warni Oleh Pemerintahan Burai Kecamatan Tanjung. unsri.ac.id, 95.
Syahid, A. R. (2015, Mei 09). Ekoturisme dapat Menyumbang Upaya Pelestarian Alam. Retrieved from studipariwisata.com: https://studipariwisata.com/analisis/ekoturisme-dapat-menyumbang-upaya-pelestarian-alam/?utm_source=ReviveOldPost&utm_medium=social&utm_campaign=ReviveOldPost
Tanjung, F. T. (2021, November 08). Mengenal lebih dalam kampung warna-warni di desa wisata Burai. Retrieved from antaranews.com: https://sumsel.antaranews.com/berita/344854/mengenal-lebih-dalam-kampung-warna-warni-di-desa-wisata-burai
Widyanti, N. N. (2021, Oktober 03). Desa Wisata Burai Sumatera Selatan, Andalkan Wisata Warna-warni dan Alam. Retrieved from kompas.com: https://travel.kompas.com/read/2021/10/03/081000527/desa-wisata-burai-sumatera-selatan-andalkan-wisata-warna-warni-dan-alam
Yoeti, O. A. (1999). Ekowisata: Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup. Jakarta: p.t. pertja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H