Mohon tunggu...
athifah ayu nandini
athifah ayu nandini Mohon Tunggu... Lainnya - CPNS Setjen DPR RI

Publikasi untuk keperluan Latsar CPNS

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Resensi Materi Agenda I Latsar CPNS

17 Juli 2024   22:28 Diperbarui: 17 Juli 2024   22:56 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isu sendiri memiliki pengertian sebagai suatu fenomena/kejadian yang diartikan sebagai masalah. Isu yang perlu difokuskan adalah isu kritikal, yaitu topik yang berhubungan dengan masalah-masalah sumber daya yang memerlukan pemecahan disertai dengan adanya kesadaran publik akan isu tersebut. Isu kritikal, secara umum, terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda berdasarkan tingkat urgensinya, yaitu isu saat ini (current issue), isu berkembang (emerging issue), dan isu potensial.

Isu kritikal ini dapat ditemukan dengan menggunakan issue scan, yaitu teknik untuk mengenali isu melalui proses scanning untuk mengetahui sumber informasi terkait isu. Salah satu pendekatan komprehensif yang dapat digunakan adalah model pentahelix dengan mengelompokan berbagai pihak dalam beberapa elemen, yaitu K/L dan pemda (G), Akademisi (A), Dunia Usaha (B), Komunitas (C), dan Media (M).

Selanjutnya, teknik tapisan isu digunakan untuk menyaring isu yang ada. Alat bantu tapisan yang umum digunakan adalah APLT dan USG.  APLT adalah teknik tapisan dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) pada kriteria aktual, kekhalayakan, problematik, dan kelayakan. USG menggunakan kriteria seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti (Urgency), seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan (Seriousness), serta seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera (Growth).

Kemudian, isu yang telah memenuhi kriteria dianalisis lebih mendalam menggunakan alat bantu lainnya. Beberapa di antaranya:

  • Mind Mapping, yaitu pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Mind mapping membantu mencatat informasi dengan cara yang sesuai dengan cara kerja otak secara natural, menggabungkan logika otak kiri dan kreativitas otak kanan untuk meningkatkan pemahaman dan daya ingat.
  • Fishbone Diagram (Diagram Tulang Ikan) digunakan untuk menganalisis sebab-akibat dari suatu isu atau masalah. Diagram tulang ikan membantu mengidentifikasi berbagai faktor penyebab yang berkontribusi terhadap masalah utama dan memetakan hubungan sebab-akibat tersebut secara sistematis.
  • SWOT Analysis adalah teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman) yang berkaitan dengan isu tertentu. teknik ini membantu dalam memahami situasi secara komprehensif dan merumuskan strategi yang tepat.
  • Tabel Frekuensi melibatkan penyusunan data dalam bentuk tabel frekuensi untuk menganalisis pola atau tren tertentu dari suatu isu. Tabel frekuensi membantu mengidentifikasi seberapa sering suatu fenomena terjadi dan memungkinkan analisis yang lebih terstruktur.
  • Analisis Kesenjangan (Gap Analysis) digunakan untuk membandingkan kondisi aktual dengan kondisi ideal atau yang diinginkan. Teknik ini membantu mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencapai kondisi yang diinginkan.

Kesiapsiagaan Bela Negara

      Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

CPNS harus memiliki bentuk kesiapsiagaan dengan memahami dan melaksanakan kegiatan olah rasa, olah pikir, dan olah tindak dalam pelaksanaan kegiatan keprotokolan, yang di dalamnya meliputi pengaturan tata tempat, tata upacara (termasuk kemampuan baris berbaris dalam pelaksaan tata upacara sipil dan kegiatan apel), tata tempat, dan tata penghormatan yang berlaku di Indonesia sesuai peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Diharapkan dengan kesiapsiagaan ini, CPNS akan mampu mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) baik dari dalam maupun dari luar.

Dalam kegiatan Latsar CPNS ini, kesiapsiagaan dituangkan dalam beberapa kegiatan:

Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;

  • Kesiapsiagaan dan Kecerdasan Mental;
  • Kegiatan Baris-berbaris dan Tata Upacara;
  • Keprotokolan;
  • Pemahaman Dasar Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
  • Kegiatan Ketangkasan dan Permainan dalam Membangun Tim;
  • Kegiatan Caraka Malam dan Api Semangat Bela Negara (ASBN);
  • Membuat dan melaksanakan Rencana Aksi.

Kegiatan ini memiliki manfaat, yaitu:

  • Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain.
  • Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
  • Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
  • Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan kemampuan diri.
  • Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok dalam materi Team Building.
  • Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu.
  • Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
  • Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
  • Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin.
  • Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.

CPNS dituntut memiliki kesehatan jasmani dan mental yang baik, sehingga tugas sehari-hari akan mudah dilaksanakan. Pola hidup sehat sangat disarankan yaitu dengan makan sehat, beraktivitas sehat, berpikir sehat, berada di lingkungan sehat, dan mempunyai waktu istirahat sehat. Kesehatan jasmani yang baik juga dapat dicapai dengan latihan dengan cara mengoptimalkan gerak tubuh dan organ tubuh secara optimal. Beberapa bentuk kesiapsiagaan fisik yang sering digunakan dalam melatih kesiapsiagaan jasmani, yaitu; Lari 12 menit, pull up, sit up, push up, shutle run (lari membentuk angka 8), lari 2,4 km atau cooper test, dan berenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun