Mohon tunggu...
Athfal Noorsyaban
Athfal Noorsyaban Mohon Tunggu... Foto/Videografer - mahasiswa upn veteran jakarta

mahasiswa upn veteran jakarta yang mencoba meminati bidang penulisan artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dari Pertengkaran Menjadi Sebuah Trauma, Efek Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak

2 Desember 2024   22:46 Diperbarui: 2 Desember 2024   23:31 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

tugas artikel AWCS 

athfal noorsyaban kurnia (2410411017)

judul di ambil dari pengalaman bahkan situasi terkini yang sedang penulis alami.

Pertengkaran antara orang tua adalah hal yang sering kali terjadi dalam sebuah keluarga jika kalian di lahirkan di keluarga bermasalah. Meskipun konflik adalah bagian dari hubungan antara orang tua, cara orang tua berkomunikasi selama pertengkaran dapat memiliki dampak yang buruk terhadap anak-anak mereka. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin timbul akibat komunikasi yang tidak sehat antara orang tua:

1. Kesehatan Emosi Anak

Salah satu dampak paling nampak dari pertengkaran orang tua adalah kesehatan emosional anak. Anak-anak yang sering menyaksikan konflik verbal atau fisik antara orang tua mereka dapat mengalami:

  • Kecemasan: Anak-anak mungkin merasa tidak aman dan khawatir tentang stabilitas rumah tangga mereka.
  • Depresi: Ketegangan yang berlangsung lama dapat menyebabkan perasaan putus asa dan kehilangan minat dalam aktivitas yang biasanya mereka nikmati.
  • Rasa Bersalah: Anak sering kali merasa bahwa mereka adalah penyebab dari pertengkaran, yang dapat memicu rasa bersalah yang mendalam.

2. Perilaku Sosial Anak

Anak-anak yang menjadi korban pada komunikasi yang buruk antara orang tua mereka mungkin menunjukkan masalah dalam interaksi sosial mereka. Ini termasuk:

  • Kesulitan dalam Membentuk Hubungan: Anak-anak mungkin mengalami kesulitan dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat dengan teman sebaya.
  • Agresi: Mereka mungkin meniru perilaku agresif yang mereka saksikan di rumah, baik dalam bentuk verbal maupun fisik.
  • Isolasi: Anak-anak yang merasa tidak nyaman dengan situasi di rumah mungkin menghindari interaksi sosial, yang dapat mengakibatkan kesepian.

3. Persepsi tentang Hubungan

Pengalaman pertengkaran orang tua dapat membentuk pandangan anak tentang hubungan di masa depan. Mereka mungkin:

  • Mengembangkan Pandangan Negatif tentang Pernikahan: Anak-anak yang menyaksikan pertengkaran mungkin tumbuh dengan keyakinan bahwa hubungan romantis selalu berakhir dengan konflik.
  • Takut untuk Berkomitmen: Mereka mungkin menghindari hubungan jangka panjang karena takut akan konflik yang sama.

4. Kinerja Akademis

Dampak emosional dan sosial dari pertengkaran orang tua juga dapat mempengaruhi kinerja akademis anak. Anak-anak yang mengalami stres akibat konflik di rumah mungkin:

  • Konsentrasi yang Buruk: Pikiran mereka mungkin terus-menerus teralihkan oleh masalah di rumah, yang mengganggu fokus mereka di sekolah.
  • Penurunan Prestasi: Stres dan kecemasan dapat menyebabkan penurunan motivasi dan prestasi akademis.

seperti video yang saya cantumkan di atas di mana seorang anak korban dari buruknya komunikasi antara keluarga yang berujung pada konsentrasi anak yang beerkurang.

5. Model Perilaku

Anak-anak belajar dari lingkungan di sekitar mereka. Komunikasi yang buruk antara orang tua dapat menjadi model perilaku yang mereka tiru. Ini bisa mencakup:

  • Cara Berkomunikasi: Anak-anak mungkin menganggap bahwa berteriak atau menggunakan kata-kata kasar adalah cara yang tepat untuk menyelesaikan konflik.
  • Pengelolaan Emosi: Mereka mungkin tidak belajar cara yang sehat untuk mengelola emosi mereka, yang dapat berlanjut hingga dewasa.

Dampak komunikasi pertengkaran orang tua terhadap anak tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk berusaha menjaga komunikasi yang sehat, bahkan saat menghadapi konflik. Menggunakan teknik komunikasi yang konstruktif, seperti berbicara dengan tenang, mendengarkan satu sama lain, dan mencari solusi bersama, dapat membantu mengurangi dampak negatif yang mungkin dirasakan oleh anak. Dengan menciptakan lingkungan yang lebih stabi, peran orang tua dapat membantu anak-anak mereka tumbuh dengan lebih sehat secara emosional dan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun