Mohon tunggu...
athaya syifa
athaya syifa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

^Mengenal diri sendiri adalah awal dari sebuah kebijaksanaan^

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Perilaku Cabut Terhadap Perilaku Siswa: Analisis, Penyebab dan Solusi

28 Januari 2025   18:10 Diperbarui: 28 Januari 2025   18:10 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Fenomena cabut ini sering kali tidak terlihat dampaknya dalam jangka pendek, tetapi dapat berakumulasi seiring waktu. Siswa yang terus-menerus meninggalkan kelas tanpa izin akan kehilangan banyak kesempatan untuk belajar dan berinteraksi dengan materi yang diajarkan. Selain itu, kebiasaan cabut dapat menyebabkan penurunan nilai akademik dan ketidakdisiplinan yang akan mempengaruhi prestasi siswa di masa depan.

Sekolah biasanya memberikan sanksi bagi siswa yang melakukan cabut untuk menjaga kedisiplinan dan menegakkan aturan. Sanksi pertama yang diberikan biasanya berupa teguran atau peringatan dari guru, yang bertujuan untuk memberi kesadaran kepada siswa tentang pentingnya kehadiran dalam pelajaran. Siswa yang melakukan cabut untuk pertama kalinya akan diberi kesempatan untuk memperbaiki perilaku mereka sebelum diberikan hukuman lebih lanjut. Sanksi ini bersifat mendidik dan bertujuan untuk menunjukkan bahwa tindakan cabut tidak dapat dibiarkan begitu saja.

Jika siswa tetap melakukan cabut setelah mendapatkan peringatan, sanksi yang lebih tegas akan diberikan. Sanksi tersebut bisa berupa pemanggilan orang tua untuk membahas masalah perilaku anak, sehingga orang tua dapat lebih terlibat dalam proses pembinaan disiplin anak mereka. Selain itu, siswa yang terus-menerus melakukan cabut bisa dikenakan hukuman berupa tugas tambahan atau pembatasan dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Semua langkah ini bertujuan untuk memberikan efek jera dan mencegah perilaku cabut yang berkelanjutan.

Dalam kasus yang lebih serius, jika siswa tetap tidak mengindahkan aturan meskipun sudah diberikan berbagai sanksi, pihak sekolah bisa mengambil tindakan yang lebih tegas, seperti memberikan skorsing sementara atau denda. Tindakan ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa cabut adalah pelanggaran serius yang harus dihentikan agar tidak merusak lingkungan belajar di sekolah.

Cabut memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap perkembangan karakter siswa. Salah satunya adalah menurunnya rasa tanggung jawab terhadap pendidikan. Siswa yang sering cabut tidak menghargai waktu belajar yang diberikan dan cenderung tidak peduli dengan tugas dan kewajiban mereka sebagai pelajar. Mereka mungkin merasa bahwa mengikuti pelajaran tidak penting, yang kemudian berdampak pada sikap mereka terhadap tugas dan tanggung jawab di masa depan.

Selain itu, kebiasaan cabut dapat mengurangi kedisiplinan siswa. Siswa yang terbiasa meninggalkan kelas tanpa izin akan sulit untuk mengembangkan rasa disiplin yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan jangka panjang. Mereka juga cenderung menghindari tantangan atau masalah, yang bisa menghalangi mereka untuk berkembang secara pribadi dan akademik. Ini dapat memengaruhi kualitas hidup mereka di luar sekolah, karena kedisiplinan adalah keterampilan yang diperlukan di berbagai bidang kehidupan.

Kebiasaan cabut juga bisa mempengaruhi hubungan sosial siswa. Siswa yang sering cabut cenderung mengisolasi diri dari teman-temannya yang mengikuti pelajaran secara normal. Hal ini bisa menyebabkan mereka merasa terasing dan tidak terhubung dengan lingkungan sekolah mereka. Menghindari pelajaran bisa membuat siswa kehilangan kesempatan untuk membangun hubungan sosial yang positif dengan teman-teman dan guru mereka.

Siswa yang sering cabut biasanya memiliki ciri-ciri tertentu yang mudah dikenali. Salah satu tanda utama adalah seringnya mereka mencari alasan untuk keluar kelas, seperti pergi ke toilet atau ke luar untuk alasan yang tidak jelas. Setelah keluar dari kelas, siswa yang cabut jarang kembali tepat waktu, bahkan mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam di luar kelas tanpa ada kejelasan kapan mereka akan kembali. Siswa tersebut cenderung tidak aktif dalam pelajaran dan jarang menunjukkan minat terhadap materi yang sedang diajarkan.

Selain itu, siswa yang sering cabut juga memiliki tingkat ketidakhadiran yang tinggi dalam pelajaran. Mereka sering kali tidak hadir dalam beberapa sesi pelajaran atau pulang lebih awal tanpa pemberitahuan yang jelas. Siswa ini juga terlihat lebih sering menghabiskan waktu di luar kelas dengan teman-temannya daripada fokus pada tugas atau pelajaran yang diberikan. Mereka mungkin tidak menyadari dampak buruk dari kebiasaan cabut ini terhadap pendidikan dan perkembangan pribadi mereka.

Ciri lainnya adalah sikap siswa yang terlihat cemas atau gelisah selama pelajaran, seolah-olah mereka mencari kesempatan untuk keluar dari kelas. Mereka mungkin sering melirik jam atau terlihat tidak fokus, seperti menunggu saat yang tepat untuk meninggalkan kelas. Dalam beberapa kasus, siswa yang cabut juga sering bergaul dengan teman-teman yang memiliki kebiasaan serupa, yang semakin memperkuat perilaku ini.

Menurut Dr. John Hattie, seorang ahli pendidikan, kebiasaan cabut memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap perkembangan akademik siswa. Siswa yang sering cabut kehilangan banyak kesempatan untuk belajar dan berinteraksi dengan materi yang diajarkan. Hal ini menyebabkan mereka kesulitan memahami materi yang lebih kompleks di masa depan dan menurunkan tingkat keberhasilan akademik mereka. Untuk mengatasi masalah ini, Hattie menyarankan agar guru menciptakan pembelajaran yang lebih menarik dan relevan bagi siswa, sehingga mereka merasa lebih terlibat dan termotivasi untuk tetap berada di kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun