"Itu ada sungainya, kecil banget dari sini." tunjuk Hasya.
 "Namanya Batang Sianok,  sungainya berkelok-kelok di dasar jurang." kata I.
 Ibu menceritakan tentang semua sejarah Ngarai Sianok. Ibu sangat familiar tentang kota Bukittinggi karena Ibu besar di Bukittinggi. Semua isi kota Bukittinggi sudah ada di luar kepala Ibu.
*Mengunjungi Rumah Bung Hatta*
Sebelum pulang, kami mengunjungi Rumah Kelahiran Bung Hatta. Ayah menunjukkan sebuah buku tua di dalam museum.
"Itu buku favorit Bung Hatta," jelas ayah. "Beliau sangat suka membaca."
Aku terinspirasi. "Aku jadi ingin membaca lebih banyak, Yah, seperti Bung Hatta."
"Bagus," kata ayah sambil tersenyum.
Museum Bung Hatta banyak membuatku terpukau melihat isinya dan sejarah-sejarah yang ada. Berkunjung ke museum ini banyak menambah wawasanku tentang kehidupan pada zaman Belanda. Aku merasa seakan-akan bisa merasakan perjuangan dan semangat Bung Hatta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Setiap sudut museum menyimpan cerita yang membuatku semakin menghargai jasa beliau sebagai salah satu proklamator kemerdekaan.
*Perjalanan Pulang yang Syahdu*
Matahari mulai tenggelam saat kami meninggalkan Bukittinggi. Langit senja berwarna oranye keemasan memantulkan cahayanya di perbukitan dan sawah yang kami lewati. Suasana semakin syahdu, dengan angin malam yang mulai terasa sejuk menyentuh kulit kami. Kami semua terdiam sejenak, menikmati keindahan alam yang berpadu dengan rasa haru atas perjalanan yang penuh kenangan ini. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â