Mohon tunggu...
Athaya Mutiara
Athaya Mutiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KKN TIM II Periode 2022 Undip

Jurusan Sastra Inggris Universitas DIponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ayo Kenali Istilah-Istilah Berikut dalam Gerakan Stop Cyberbullying! Bersama Mahasiswa KKN Undip

12 Agustus 2022   11:19 Diperbarui: 12 Agustus 2022   11:31 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi dan Pemberian Booklet Stop Cyberbullying, dok. pribadi

BENDUNGAN (19/7) – Perkembangan teknologi, informasi dan telekomunikasi (IPTEK) yang begitu maju di kalangan remaja, membuat kita terlena dan tanpa sadar melakukan tindakan perundungan/bullying di dunia maya yang dikenal dengan istilah cyberbullying. Cyberbullying merupakan fenomena baru yang akhir-akhir ini sering terjadi terutama dikalangan anak-anak yang berusia remaja.

Menurut Unicef.org, cyberbullying (perundungan dunia maya) adalah bullying atau perundungan dengan menggunakan teknologi digital. Cyberbullying lebih kejam dibandingan tindakan bullying karena meninggalkan jejak digital seperti foto, video, dan tulisan yang mana akan menguncang psikologis seseorang yang menjadi korban.

Kasus cyberbullying di Indonesia cukup tinggi, setidaknya terdapat 25 pelaporan kasus per hari. Berdasarkan data KPAI, terhitung sejak 2018 lalu, angka anak yang menjadi korban Cyberbullying telah mencapat 22,4%. Di Indonesia permasalahan terkait cyberbullying telah tercantum dalam UU Nomor 19 Tahun 2016 dan UU Nomor 11 Tahun 2008 tetang Informasi dan Transaksi Elektronik, sehingga penanganan kasus melibatkan pihak kepolisian serta melalui jalur pengadilan negeri dalam upaya hukumnya.

Fakta tersebut membuat Athaya Mutiara Denasfi, Mahasiswa KKN Tim II Undip 2021/2022 Kelurahan Bendungan, melalui program monodisiplinnya berkeinginan untuk meningkatkan kesadaran publik terutama remaja akan cyberbullying dengan memberikan booklet yang berisi pemahaman akan istilah – istilah yang muncul dalam kegiatan perundungan dunia maya kepada remaja Karang Taruna Kelurahan Bendungan, Gajahmungkur, Semarang.

Booklet Edukasi Pengenalan Istilah dalam Cyberbullying, dok. pribadi
Booklet Edukasi Pengenalan Istilah dalam Cyberbullying, dok. pribadi

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan remaja kelurahan Bendungan dalam mewaspadai, mengantisipasi serta menghentikan tindakan perundungan di dunia maya di lingkungan mereka.

Adapun istilah pada Cyberbullying yang patut diketahui, yaitu:
1. Flaming
Flaming merupakan penyerangan verbal atau tindakan seseorang mengirimkan pesan teks yang berisi provokasi, penghinaan, hujatan, cacian, hinaan, atau panggilan buruk yang dialamatkan pada seseorang dalam komunitas online seperti forum publik, group chat atau thread komentar di media sosial. Biasanya terjadi disebuah forum online dengan penghuni yang memiliki ragam budaya, ideologi serta latar belakang.

2. Cyberharassment
Tindakan seseorang mengirimkan pesan teks yang berisi gangguan dengan intensitas terus-menerus secara online, dengan tujuan untuk menimbulkan kegelisahan kepada korban. Cyberharassment juga mengandung kata-kata hasutan agar orang lain melakukan hal yang sama. Pesan-pesan yang disampaikan kepada korban biasanya menyakitkan dan serius, serta dapat berupa pelecahan seksual, emosional, atau sosial.

3. Denigration / Dissing
Tindakan yang mencemarkan nama baik seseorang dengan sengaja dan sadar dengan mengumbar keburukan orang lain melalui internet. Pelaku denigration mengunggah gosip, rumor, serta kebohongan yang kejam mengenai korban untuk merusak reputasi, mempermalukan dan merendahkan korban di mata orang lain.

4. Cyberstalking
Merupakan tindakan memata-matai, mengganggu dan pencemaran nama baik terhadap seseorang yang dilakukan secara intens yang berdampak pada korban menjadi merasa ketakutan, kecemasan, depresi, hingga mengancam keselamatan korban. Mengunggah terlalu banyak informasi pribadi secara publik melalui media sosial seperti Intragram, Facebook, atau Twitter, beresiko untuk mengalami cyberstalking. Tindakan ini biasanya dilakukan oleh pelaku dewasa dengan korban anak-anak, atau pelaku bisa dikenal sebagai pedofil.

5. Impersonation
Tindakan berpura-pura atau menyamar menjadi orang lain untuk melancarkan aksi dalam melakukan perundungan dengan mengirimkan pesan-pesan dan status tidak baik. Impersonation dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pelaku membuat akun palsu dengan menggunakan identitas korban dengan tujuan melakukan sesuatu yang dapat merusak reputasi korban seperti mendapatkan cacian atas status yang di unggah di akun palsu tersebut.

Metode impersonation yang paling sering dilakukan adalah catfishing, yaitu pelaku menggunakan identitas dan foto seseorang pada akun palsu untuk menjalin hubungan romatis dengan korban yang dapat berujung pada penipuan finansial, yang terjadi ketika pelaku berhasil menjerat korban untuk mentransfer sejumlah uang untuk kepentingan pribadinya.

6. Outing and Trickery
Outing merupakan tindakan menyebarkan atau mengunggah informasi sensitif atau pribadi tanpa persetujuan korban, seperti tulisan, video, maupun foto pribadi yang dapat menimbulkan rasa malu atau depresi pada korban.

Trickery merupakan salah satu jenis outing berupa tipu daya yang dilakukan dengan membujuk orang lain untuk memperoleh rahasia maupun foto pribadi. Dalam banyak kasus, pelaku outing biasanya juga melakukan trickery. Tindakan ini diawali pelaku dengan cara berusaha mendapatkan kepercayaan korban hingga berhasil mendapatkan informasi sensitif dan menyebarkan informasi tersebut secara online tanpa persetujuan korban.

7. Exclusion
Exclusion merupakan tindakan bullying terhadap korban yang dikucilkan dari aktivitas suatu komunitas secara online. Contoh kasus yang sering terjadi misalnya seorang siswa yang sengaja tidak dimasukan ke dalam group chat teman sekelasnya, tidak menerima undangan online dari aktivitas bersama, atau tidak dihiraukan dalam percakapan group.

Pengucilan seperti ini yang terjadi baik secara offline maupun online dapat berdampak buruk pada kepercayaan diri korban, yang pada dasarnya setiap orang memiliki kebutuhan sosial untuk merasa diterima.

Foto Bersama Remaja Karang Taruna Kelurahan Bendungan, dok. pribadi
Foto Bersama Remaja Karang Taruna Kelurahan Bendungan, dok. pribadi

Penulis : Athaya Mutiara Denasfi – 13020119130095 – Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya
Lokasi : Desa Bendungan, Kecamatan Gajah Mungkur, Kota Semarang.
Dosen Pembimbing Lapangan : Agustin Erna Fatmasari., S.Psi., MA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun