Oiya, sebagai remaja yang akan mempengaruhi lingkungan juga, penting untuk kita mampu menciptakan lingkungan yang sehat untuk orang orang di sekitar kita. walaupun berat, tapi cobalah untuk selalu ciptakan good vibes untuk lingkungan.
Selayaknya episode serial, kisah perjalanan batiniyah remaja akan terus berlanjut. Semoga wawasan ini bermanfaat, mempererat ikatan imajinasi antargenerasi dalam mendampingi sang kancil muda. Hingga suatu hari kelak, ia menemukan jati diri dan makna hidupnya.
Referensi :
Vaccaro, A. G., Kaplan, J. T., & Damasio, A. (2020). Bittersweet: the neuroscience of ambivalent affect. Perspectives on Psychological Science, 15(5), 1187-1199.
Hertel, J., Schtz, A., DePesa, N., & Morris, W. N. (2020). Emotional ambivalence and meaning: Conditions, outcomes, and implications. Journal of Personality, 88(1), 154--172.
Shafir, R., Schwartz, N., Blechert, J., & Sheppes, G. (2015). Emotional intensity influences pre-implementation and implementation of distraction and reappraisal. Social Cognitive and Affective Neuroscience, 10(10), 1329-1337.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI