Mohon tunggu...
Healthy

Kontroversi Akibat Sel Punca

24 Agustus 2018   17:38 Diperbarui: 24 Agustus 2018   18:00 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengobatan kini terus berkembang seiring dengan berkembangnya pengetahuan. Ada banyak inovasi pengobatan yang bermunculan, salah satunya adalah sel punca. Mungkin sebagian besar orang merasa asing mendengar istilah tentang sel punca. Pada artikel ini, saya akan membahas mengenai sel punca yang digunakan dalam bidang pengobatan.

Sebelum membahas tentang sel punca, saya akan terlebih dahulu membahas secara singkat mengenai sel. Sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang menyusun semua makhluk hidup. Pembelahan sel sebelumnya akan membentuk sel baru. Organisme multiseluler mengalami kematian sel terprogram. Kematian sel terprogram ini berfungsi untuk pengendalian populasi sel. Menghilangkan bagian tubuh yang tidak diperlukan adalah kegunaan lain dari kematian sel terprogram.

Lalu apakah arti sebenarnya dari sel punca? Sel punca atau yang lebih dikenal sebagai stem sel adalah sel yang belum berdiferensiasi. Sel tersebut masih dapat membelah secara terus-menerus tetapi belum memiliki fungsi yang khusus. Ketika kita terjatuh dan kulit kita terluka, sel punca akan membentuk sel baru dan akan menutup luka tersebut dengan terbentuknya jaringan baru. Sel punca ini seperti dokter yang berada di dalam tubuh kita sendiri yang bisa menyembuhkan tubuh kita. Sel punca kita dapat mencegah kita dari penuaan dini. Sel punca berpotensi untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Misalnya stroke, luka bakar, rematik, penyakit jantung, kanker, parkinson, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Bagaimana awal mula sel punca ditemukan hingga dapat berguna dalam kehidupan manusia? Penelitian sel punca dimulai tahun 1960-an setelah penelitian oleh Ernest A. McCulloch dan James E. Till. Keduanya merupakan ilmuwan yang berasal dari Kanada. Terapi sel punca menggunakan darah tali pusat pertama kali dilakukan di Perancis tahun 1988. Tali pusat dan plasenta kini disimpan untuk pengobatan penyakit darah padahal dulunya tali pusat dan plasenta hanya dikubur atau dibuang. Tikus bahkan telah menjadi bahan percobaan sel punca. 

Percobaan tadi telah dilakukan sejak satu dekade yang lalu. Albert Einstein College of Medicine inilah yang melakukan percobaan pada tikus tersebut. "Hasil penelitian ilmiah menunjukkan satu-satunya kondisi yang terpenting dalam pemeliharaan kesehatan secara optimal adalah dengan cara meningkatkan sirkulasi jumlah sel punca dalam tubuh", pendapat tersebut dikemukakan oleh peneliti yang bernama Christian Drapeau. Penelitian sel punca masih terus dilakukan hingga kini untuk mendapatkan penemuan yang baru mengenai sel punca tersebut. 

Riset in vitro maupun in vivo mengungkapkan bahwa dengan diferensiasi, produksi faktor pertumbuhan, dan terapi gen yang mengupayakan regenerasi jaringan yang rusak oleh sel punca. Apakah yang dimaksud dan perbedaan antara in vitro dengan in vivo? In vitro (Bahasa latin : dalam kaca) dilakukan tidak dalam hidup organisme tetapi dalam lingkungan yang terkontrol. Sedangkan in vivo (Bahasa latin : dalam hidup) dilakukan menggunakan keseluruhan, hidup organisme.

Apakah terapi sel punca baik untuk terapi kesehatan? Terapi dengan sel punca baik untuk kesehatan terutama dalam hal kebugaran tubuh yang menyeluruh. 37 % sel punca yang masuk ke tubuh menuju langsung ke paru-paru dan sebanyak 63 % menuju ke limpa, ginjal, hati, pancreas, otak, otot, dan jantung.

Apakah sifat khas yang dimiliki oleh sel punca? Sifat khas yang dimiliki oleh sel punca ada 2. Sifat khas pertama adalah differentiate. Apa arti dari differentiate? Differentiate adalah kemampuan sel punca untuk berdiferensiasi menjadi sel lain. Sel punca mampu berkembang menjadi sel saraf, sel otot, sel jantung, dan masih banyak sel lagi. Lalu apakah sifat khas kedua yang dimiliki oleh sel punca? Sifat khas yang terakhir adalah self renew. Apakah yang dimaksud dengan self regenerateatau self renew? Self regenerate atau self renew adalah kemampuan untuk meregenerasi (memperbaharui) dirinya sendiri. Mampu membuat salinan sel melalui pembelahan sel.

Sel punca dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis menurut kemampuan untuk berdiferensiasi. Kelompok tersebut adalah totipoten, pluripoten, multipoten, dan unipoten. Saya akan menjelaskan keempat kelompok tersebut. Totipoten dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel. Yang dapat berdiferensiasi menjadi 3 lapisan germinal adalah pluripoten. 3 lapisan germinal tersebut adalah ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Multipoten dapat berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel. Sedangkan unipoten dapat berdiferensiansi menjadi 1 jenis sel.

Sel punca dapat dibedakan berdasarkan sumber asal sel. Ada 3 jenis sel punca yang dibedakan berdasarkan sumber asal sel. Ada sel punca embrionik, sel punca dewasa, dan sel punca fetal. Apa perbedaan ketiga jenis sel punca tersebut? Tenang saja saya akan menjelaskan ketiga jenis sel panca tersebut. Sel punca adalah sel punca yang didapatkan saat masih dalam embrio serta bersifat pluripoten. Sel punca dewasa adalah sekelompok sel yang belum terdiferensiasi. Sel punca dewasa ini dapat berdiferensiasi menjadi sel jaringan lain dan dapat disebut plastis. Sel punca fetal adalah sel punca yang ditemukan pada organ fetus atau janin dan sel punca ini bersifat primitif. Fetus bersifat pluripoten yang akan berkembang menjadi jaringan yang berbeda dan proses ini berlangsung cepat.

Bagaimana cara memperoleh sel punca? Teknik transplantasi merupakan teknik yang digunakan untuk memperoleh sel punca. Teknik transplantasi dapat dibedakan berdasarkan sumbernya. Teknik yang pertama adalah transplantasi dari sumsum tulang belakang. Digunakan sebagai pengobatan leukimia dan anemia aplastik. Teknik transplantasi ini memiliki tingkat keberhasilan yang terus meningkat. Teknik transplantasi ini sudah dilakukan puluhan tahun yang lalu. Bagaimana prosedur agar dapat menjalankan teknik transplantasi ini? Prosedurnya yaitu dengan mengambil dari tulang panggul pendonor. Kemudian yang disuntikkan pada pembuluh vena pasien adalah sumsum dari tulang pendonor. Apabila berhasil, sumsum tulang tersebut akan menyatu sehingga tergantikan oleh sumsum tulang yang baru. Namun ada resiko yang timbul akibat transplantasi ini. Resikonya adalah terkontaminasi virus. Sel darah putih harus dihancurkan sebelum sumsum dimasukkan ke dalam tubuh, itulah yang mengakibatkan resiko terkontaminasi virus.

Teknik yang kedua adalah transplantasi sel punca darah tepi. Sel punca yang terdapat pada peredaran darah tepi tidak sebanyak yang terdapat pada sumsum tulang. Keuntungan yang didapat dari transplantasi sel punca darah tepi adalah lebih mudah serta lebih mudah untuk tumbuh. Transplantasi sel punca darah tepi juga memiliki kelemahan. Kelemahannya teknik ini tidak setangguh sumsum tulang. Untuk mengatasinya, transplantasi ini tetap dicampur dengan sumsum tulang.

Teknik yang ketiga adalah transplantasi sel punca tali pusat. Sel punca juga dimiliki oleh plasenta atau ari-ari atau tali pusat. Sel punca tadi sama seperti pada sumsum tulang. Transplantasi sel punca tali pusat telah mengubah bahan sisa proses perumbuhan janin. Penyakit leukimia dan penyakit kekebalan tubuh lainnya dapat disembuhkan melalui teknik ini.

Peneliti giat melakukan berbagai penelitian. Penelitian ini digunakan untuk menggunaka sel punca dalam mengobati berbagai penyakit. Penggunaan sel punca untuk pengobatan dikenal sebagai cell based therapy. Prinsipnya dengan melakukan transplantasi sel punca pada organ yang telah rusak. Ada beberapa tujuan yang dihasilkan lewat transplantasi sel punca tersebut. Tujuannya antara lain untuk mendapatkan pertumbuhan serta perkembangan sel yang baru. Tujuan berikutnya adalah untuk menggantikan sel yang rusak yang diakibatkan penyakit atau cedera yang pernah dialami penderita.

Sel punca memiliki potensi besar dalam bidang medis. Namun pengobatan dengan menggunakan sel punca masih menimbulkan pro dan kontra hingga kini. Kontroversi ini ada karena sel punca yang digunakan untuk pengobatan diambil langsung dari embrio.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, ada jenis sel punca embrionik. Seperti namanya, sel punca embrionik diambil dari embrio manusia dan biasa kita sebut sebagai janin. Biasanya sel punca embrionik diambil dari janin yang telah mati atau gugur. Hal tersebut menimbulkan kontroversi di antara kita. Pantaskah jika sel punca embrionik diambil dari janin yang sudah mati atau gugur? Hal ini menurut para ahli mengurangi masalah etik. Bayi tabung (in vitro fertilization) adalah metode yang sengaja dikembangkan oleh manusia untuk mengambil sel punca dari embrio tersebut. Walaupun ada metode bayi tabung, hal ini menimbulkan masalah etik yang lebih serius dibandingkan dengan mengambil sel punca dari embrio yang sudah gugur. Janin yang sudah gugur sudah tidak memiliki nyawa lagi, itulah yang alasan saya mengapa lebih baik sel punca diambil dari embrio yang sudah gugur. Hal tersebut sama seperti yang ditercantum di dalam kitab suci. Misalnya dalam kitab Keluaran 21 : 22, 23 dan kitab Mazmur 127 : 3. Dalam Keluaran 21 :22 tertulis "Kalau ada orang yang berkelahi dan melukai seorang wanita hamil sehingga dia melahirkan sebelum waktunya, tapi tidak ada yang mati, orang yang bersalah harus membayar ganti rugi yang diminta oleh suami wanita itu, tapi jumlahnya harus disetujui para hakim". Dalam Keluaran 21 : 23 tertulis "Tapi kalau ada yang mati, hukumnya adalah nyawa ganti nyawa". Dalam Mazmur 127 : 3 tertulis "Anak-anak adalah karunia Yehuwa, Anak-anak adalah anugerah". Itu tadi merupakan salah satu kutipan ayat yang diambil hanya dari satu kitab suci saja, yaitu Alkitab. Saya yakin bahwa tidak ada agama apapun yang menganjurkan atau memperbolehkan untuk menggugurkan kandungan.

Pendapat saya sama seperti yang dikatakan oleh Dr. Donald W. Landry. Beliau adalah direktur dari Universitas Columbia Medicinal Centre New York. Pendapatnya adalah jika embrio tersebut sudah mati, maka isu kemanusiaan terselesaiakan. Dapat disimpulkan bahwa dengan mengambil sel punca embrionik dari janin yang telah gugur sama halnya dengan mengambil sel punca dari orang yang sudah meninggal. Menurut saya jenis sel punca yang paling pantas digunakan di dalam pengobatan pasien berasal dari sel punca embrionik.

Menurut saya, manfaat yang ditimbulkan oleh sel punca embrionik lebih banyak dibandingkan dengan kerugiaan oleh karenanya. Walaupun demikian, maslah mengenai moral dan etik masih terus saja diperdebatkan hingga kini. Menurut saya, mendapatkan sel punca dari bayi tabung (in vitro fertilization)merupakan salah satu tindakan yang tidak berperikemanusiaan yang telah dilakukan oleh manusia. Negara yang sudah maju, misalkan Amerika Serikat menyetujui praktik ini dengan pertimbangan keuntungan yang telah didapat melebihi kontra yang akan ditimbulkan. Pada tahun 2009, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mengatakan bahwa sel punca yang diambil dari embrio harus sudah mendapatkan persetujuan dari kedua orang tua bayi tesebut.

Demikian penjelasan saya mengenai sel punca dan kontroversi yang ditimbulkan dari sel punca embrionik.

Sumber :

https://listonsiburian.wordpress.com/2012/03/28/aspek-dasar-sel-punca-embrionik-embryonic-stem-cells-dan-potensi-pengembangannya

https://gravitime.net/2017/10/apa-itu-stem-cell-pengertian-jenis-stem-cell-cara-memperoleh-manfaat.html

https://artikel-teknologi.com/pengertian-stem-cell-dan-fungsinya-dalam-pengobatan-modern/

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/apa-itu-sel-punca/

https://www.pinterpandai.com/stem-cell-sel-punca/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun