Dalam dunia medis, khususnya dalam pelayanan kesehatan anak, pendekatan yang holistik dan terintegrasi sangatlah penting. Salah satu contoh nyata dari penerapan prinsip ini dapat dilihat dalam kegiatan kunjungan visit yang dilakukan oleh dokter anak di rumah sakit. Dalam kunjungan ini, dokter tidak hanya berfokus pada diagnosis dan pengobatan, tetapi juga menerapkan komunikasi terapeutik yang efektif, serta mematuhi hukum dan etika kesehatan, termasuk pengisian medical records yang akurat.
Kunjungan yang Penuh Makna
Hari itu, dr. Arief Wijaya Rusli, Sp. A, seorang dokter anak yang dikenal dengan pendekatannya yang hangat, memulai harinya dengan mengunjungi beberapa pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji Provinsi Jawa Timur. Bersama dua orang perawat, yang selalu setia mendampingi, mereka siap untuk memberikan perawatan terbaik. Kerja sama antara dokter dan perawat ini menciptakan sinergi yang kuat dalam tim medis. Dengan saling berbagi informasi dan pengalaman, mereka dapat memberikan perawatan yang lebih baik dan lebih terkoordinasi. Misalnya, setelah dokter melakukan pemeriksaan, perawat dapat membantu menjelaskan langkah-langkah perawatan yang harus diambil kepada orang tua pasien, sehingga mereka merasa lebih terlibat dalam proses penyembuhan anak mereka.
Tenaga medis dan tenaga kesehatan yang melakukan visit di rumah sakit memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa setiap pasien anak merasa nyaman dan aman. Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah dengan menerapkan komunikasi terapeutik. Melalui pendekatan ini, dr. Arief Wijaya Rusli, Sp. A, berusaha untuk membangun hubungan yang baik dengan pasien dan keluarganya, mendengarkan keluhan, serta memberikan penjelasan yang jelas mengenai kondisi kesehatan anak. dr. Arief Wijaya Rusli, Sp. A, menggunakan bahasa yang sederhana dan ilustrasi yang menarik untuk menjelaskan prosedur medis kepada anak, sehingga mereka tidak merasa takut atau cemas.
Komunikasi Terapeutik: Jembatan Kepercayaan
Komunikasi terapeutik adalah inti dari setiap kunjungan. dr. Arief Wijaya Rusli, Sp. A, selalu meluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan pasien anak dan keluarganya serta menjelaskan setiap langkah yang akan diambil. Sama halnya dengan perawat, mereka juga berperan penting dalam komunikasi ini. Perawat mencatat semua tindakan yang diberikan kepada pasien anak dan memastikan bahwa informasi tersebut disampaikan dengan jelas kepada orang tua.
Komunikasi terapeutik adalah kunci dalam menciptakan hubungan yang baik antara dokter, pasien, dan orang tua. Menurut Djala (2021), komunikasi terapeutik sangat penting karena dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Dalam visit, dokter anak berusaha untuk memahami kebutuhan dan kekhawatiran pasien serta keluarganya. Misalnya, ketika dokter memasuki ruang perawatan, ia dapat menyapa pasien dengan ramah dan menggunakan nama mereka, menciptakan suasana yang akrab.
Kerja Sama Tim Medis: Kunci Keberhasilan
Dalam dunia medis, kerja sama antara dokter dan perawat adalah hal yang mutlak. Teori kolaborasi dalam tenaga kesehatan menekankan bahwa seluruh anggota tim medis harus saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu kesehatan pasien. dr. Arief Wijaya Rusli, Sp. A, beserta dua orang perawatnya selalu berkomunikasi secara terbuka, berbagi informasi tentang kondisi pasien, dan merencanakan langkah-langkah perawatan yang tepat. Perawat bertanggung jawab untuk mengumpulkan informasi awal tentang pasien, seperti riwayat kesehatan dan keluhan yang dialami. Mereka juga membantu mencatat hasil pemeriksaan dan memberikan dukungan emosional kepada pasien dan orang tua.
Menurut World Heath Organization, praktik kolaborasi interprofesional terjadi saat tenaga kesehatan dari berbagai latar belakang profesi bekerja sama bersama pasien, keluarga pasien, dan perawat dalam pemberian pelayanan kesehatan dengan kualitas terbaik (WHO, 2010). Sebagai contoh, setelah dr. Arief Wijaya Rusli, Sp. A, melakukan pemeriksaan, perawat dapat menjelaskan kepada orang tua tentang langkah-langkah perawatan yang harus diambil, termasuk jadwal pemberian obat dan tanda-tanda yang perlu diwaspadai. Kerja sama yang baik antara dokter dan perawat menciptakan pengalaman yang lebih terkoordinasi dan menyeluruh bagi pasien.
Mematuhi Hukum dan Etika Kesehatan
Setiap tindakan medis yang dilakukan oleh dr. Arief Wijaya Rusli, Sp. A , dan dua orang perawatnya selalu berlandaskan pada hukum dan etika kesehatan. Mereka memastikan bahwa semua informasi yang diberikan kepada pasien dan keluarganya adalah akurat dan sesuai dengan standar yang berlaku. Keberadaan rekam medis diperlukan dalam sarana pelayanan kesehatan, baik ditinjau dari segi pelaksanaan praktik pelayanan kesehatan, maupun dari aspek hukum (Abduh, 2021).
Setelah setiap kunjungan, dr. Arief Wijaya Rusli, Sp. A, dengan teliti mengisi rekam medis atau medical records pasien. Proses ini tidak hanya penting untuk dokumentasi, tetapi juga untuk memastikan bahwa informasi yang relevan dapat diakses oleh tenaga medis lainnya di masa depan. Pengisian rekam medis ini adalah bagian penting dari etika kesehatan, yang memastikan bahwa setiap tindakan medis dapat dipertanggungjawabkan. Rekam medis yang baik juga berfungsi sebagai alat komunikasi antara anggota tim medis, sehingga semua pihak dapat memahami riwayat kesehatan pasien dengan jelas.
Kesimpulan: Membangun Masa Depan Kesehatan Anak
Kunjungan dokter anak seperti yang dilakukan oleh dr. Arief Wijaya Rusli, Sp. A, menunjukkan bahwa praktik kedokteran tidak hanya tentang pengobatan fisik, tetapi juga tentang membangun hubungan yang kuat dengan pasien dan keluarganya. Dengan pendekatan komunikasi terapeutik yang efektif, kepatuhan terhadap hukum dan etika kesehatan, serta kerja sama yang solid antara dokter dan perawat, mereka mampu menciptakan lingkungan yang mendukung kesembuhan dan kesejahteraan pasien muda.
Melalui aktivitas visit ini, kita dapat melihat bahwa dokter dan perawat bukan hanya penyembuh, tetapi juga pendidik dan mitra dalam perjalanan kesehatan anak-anak. Dengan sinergi yang baik, mereka mampu memberikan pengalaman yang tidak hanya menyembuhkan, tetapi juga menginspirasi. Kunjungan dokter anak adalah momen berharga yang dapat mengubah hidup pasien muda.
Sumber :
Djala,  F.  L.  (2021).  Hubungan  Komunikasi  Terapeutik  Perawat  Terhadap  Kepuasan  Pasien Rawat  Inap  Di  Ruangan Interna Rumah Sakit Umum Daerah Poso. Journal of Islamic Medicine, 5(1), 41–47. https://doi.org/10.18860/jim.v5i1.11818
Rachmad Abduh. (2021). Kajian Hukum Rekam Medis Sebagai Alat Bukti  Malapraktik Medis. DE LEGA LATA: Jurnal Ilmu Hukum, 6(1), 221–234. https://jurnal.umsu.ac.id/index.php/delegalata/article/view/4661/4983
World Health Organization. (2010, September 1). Framework for action on interprofessional education & collaborative practice. World Health Organization. https://www.who.int/publications/i/item/framework-for-action-on-interprofessional-education-collaborative-practice
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H