Aku berjalan di depan banteng dan domba. Mereka memasung aku untuk bisa setia pada jalan yang telah diajarkan oleh Yang Ilahi. Hal ini guna menjaga ortodoksi iman agar tidak dipelesetkan dan disesatkan.
"Beriman itu pada Sang Ada yang telah dan selalu ada dan takdiadakan bukan pada ada yang diadakan serta akan tiada."
Seorang Antonius Maria Claret dengan kerendahan hati menyadari hal ini, "Saya (Allah) adalah yang ada, dan engkau (manusia) adalah yang tiada, engkaulah ketiadaan dan bahkan kurang dari ketiadaan karena ketiadaan tidak berdosa tetapi engkau berdosa."
Gugatan di atas adalah gugatan personal Claret yang mengacu pada diri sendiri. Tetapi sesungguhnya gugatan ini menjadi gugatan kolektif-universal terhadap manusia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI