"Bapak Jokowi, jangan menangis. Tidurlah dengan tenang malam ini. Ada seribu orang yang mengawalmu dari belakang," pesanku terkirim entah pada siapa.
Aku kaget ketika sebuah pesan dari nomor baru muncul di beranda ponselku. Aku membukanya dan serentak menahan napas.
"Selamat malam Nusa Tenggara Timur. Apa kabar? Kemarin aku berkunjung ke Labuan Bajo. Proyek pembangunan daerah wisata di sana akan rampung tahun depan. Beberapa bendungan juga akan selesai. Aku harap di Kupang baik-baik saja. Semoga tidak ada kekacauan di sana, ya. Aku cinta Indonesia, khususnya NTT. Hujan turun malam ini. Segera siapkan lahan untuk menanam. Jangan tanam amarah dalam kepala. Amarah harus segera reda saat turun ke hati. Salam untuk teman-teman mahasiswa dan saudara-saudariku para buruh. Saudaramu, Bapak Jokowi"
Aku kaget membaca pesan itu. Ternyata Kita salah menilai Bapak Jokowi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H