Perempuan Pemilik Malamku:
Remang-remang pada tubuh Dari malam hingga subuhHasrat ingin bersua Risahlah hati tak jua //Â
Engkau datang pada malam Mengadu masa silam Jalan-jalan kau lewati Jajan diri tak berhati //
Selembar doa dari Tuhan Dibaca malam gelapTuk hidup yang lelapHarap kan bertahan //
Bunga pelataran jejak kakimuPetik semua impianmuKembali pada rahim hidupDoakan dia yang telah redup //Â
Mata menangis siapa dirimuCinta tak sudi anak darah Didera lalu dijarahDi jalan malam semu //Â
Doa dari pembajakSesal peluh bersajakMusim pilu penuh deritaDalam waktu yang tersita
Anyam tikar daun lontarJejak tangan lelaki kampung Jangan lagi berputarDalam hidup yang tak rampung // Sirih berlabu di bibirKapur berlebur di bibirPinang bertabur di bibirTembakau bertebar di bibir // Berpijaklah di balik tanah moyangmu Basuh peluh hitam di bening hidupmuRindu panggil melumuri tubuhmu Berharap memeluk bunga hatimu //
Kembalilah pada alam Tempat engkau merangkakAbaikan mulut yang mengakakPerempuanku pemilik malam //
Yogyakarta, 15 Maret 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H