Mohon tunggu...
Aten Dhey
Aten Dhey Mohon Tunggu... Penulis - Senyum adalah Literasi Tak Berpena

Penikmat kopi buatan Mama di ujung senja Waelengga. Dari aroma kopi aku ingin memberi keharuman bagi sesama dengan membagikan tulisan dalam semangat literasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Perempuan Pemilik Malamku

15 Maret 2019   22:56 Diperbarui: 15 Maret 2019   23:06 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan Pemilik Malamku:
Remang-remang pada tubuh Dari malam hingga subuhHasrat ingin bersua Risahlah hati tak jua // 
Engkau datang pada malam Mengadu masa silam Jalan-jalan kau lewati Jajan diri tak berhati //
Selembar doa dari Tuhan Dibaca malam gelapTuk hidup yang lelapHarap kan bertahan //
Bunga pelataran jejak kakimuPetik semua impianmuKembali pada rahim hidupDoakan dia yang telah redup // 
Mata menangis siapa dirimuCinta tak sudi anak darah Didera lalu dijarahDi jalan malam semu // 
Doa dari pembajakSesal peluh bersajakMusim pilu penuh deritaDalam waktu yang tersita
Anyam tikar daun lontarJejak tangan lelaki kampung Jangan lagi berputarDalam hidup yang tak rampung // Sirih berlabu di bibirKapur berlebur di bibirPinang bertabur di bibirTembakau bertebar di bibir // Berpijaklah di balik tanah moyangmu Basuh peluh hitam di bening hidupmuRindu panggil melumuri tubuhmu Berharap memeluk bunga hatimu //
Kembalilah pada alam Tempat engkau merangkakAbaikan mulut yang mengakakPerempuanku pemilik malam //
Yogyakarta, 15 Maret 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun