Mohon tunggu...
Aten Dhey
Aten Dhey Mohon Tunggu... Penulis - Senyum adalah Literasi Tak Berpena

Penikmat kopi buatan Mama di ujung senja Waelengga. Dari aroma kopi aku ingin memberi keharuman bagi sesama dengan membagikan tulisan dalam semangat literasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Potret Senja di Kampung Halaman

5 Februari 2019   15:57 Diperbarui: 5 Februari 2019   16:11 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Fandri Ryandu (Senja di Waelengga)

Potret senja di kampung halaman. Bermain bola di petak sawah. Ayam bertengger menandakan gelap. Seribu kaki menuju sungai. Air menguning menguliti tubuh. Suara mama memekakkan telinga. Walau berenang di dasar air. Wajah mama menatap lekak. Tangan kanan memegang kayu. Ritme litani mengayun kasih. Dari tangan pemiliki rahim.

Air mata sang seniman purba mengalir di pelupuk mata. Perlahan menganak sungai tak terbendung. Seteguk nafas menghempaskan dada. Sejuta sedih mengubur bahagia. Bunga tidur menjebak rasa. Kampung halaman memanggil ke ruang rindu. Terlintas kisah manis masa itu.

Berayun langkah mengejar bangau. Ketika padi tua menguning. Pondok sawah meneduhkan kasih. Menatap pipit pengintai padi. Kembali ke potret senja kelabu. Suara teman bermain kelereng. Memaksa hati tuk bertemu. Siapa tahu aku menang. Modal besok kembali juara.

Potret senja di kampung halaman. Suara hati mengorek luka. Melacak jejak kaki di balik debu kerinduan. Sapuan angin mampu menghapusnya. Berharap tak kembali mimpi semalam.

Salam, PEACE WAELENGGA

Yogyakarta, 05 Februari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun