Mohon tunggu...
Aten Dhey
Aten Dhey Mohon Tunggu... Penulis - Senyum adalah Literasi Tak Berpena

Penikmat kopi buatan Mama di ujung senja Waelengga. Dari aroma kopi aku ingin memberi keharuman bagi sesama dengan membagikan tulisan dalam semangat literasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Orang NTT Berwatak Keras?

31 Januari 2019   10:24 Diperbarui: 6 Juli 2021   15:38 5658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Kolaborasi budaya Yogyakarta, Manggarai dan Timor (Dokpri)

Mengapa orang NTT berwatak keras? Jawaban dari pertanyaan ini ada dalam lirik sebuah lagu. Aku tidak ingin memberi tahu liriknya. Kita akan mengetahui lagunya di akhir tulisan ini.

Pertanyaan di atas tidak perlu dipertanyakan. Apakah kita pernah bertanya, mengapa aku hidup? Pertanyaan ini sederhana dan untuk itu tidak perlu dijawab. Banyak orang malas memberi jawabannya. 

Ada dua kemungkinan jawaban, mereka tidak mampu menjawab atau mereka lebih fokus memikirkan bagaimana mempertahankan hidup. Banyak orang mempertanyakan hidup ketika ada peristiwa kematian. Berhadapan dengan kematian orang melihat hidup itu penting. Memang ada hidup setelah kematian. Namun, orang tidak akan mengalami hidup seperti sekarang ini setelah kematian.

Dokpri
Dokpri
Kembali ke pertanyaan awal, banyak yang melihat orang NTT memiliki watak yang keras. Ada beberapa faktor yang bisa ditelaah lebih jauh antara lain keturunan, alam, dan lingkungan.

Faktor keturunan tidak bisa dihindari oleh setiap orang. Kita bisa membenarkan pepatah kuno "buah jatuh tidak jauh dari pohon", untuk melihat faktor ini. 

Watak anak tidak jauh berbeda dari orangtua. Anak yang pemarah bisa dimengerti karena pembawaan dari keluarga. Namun, kita tidak bisa membenarkan secara mutlak faktor keturunan mendasari sikap setiap anak. 

Baca juga : Kami Orang NTT Memang Miskin, tapi Tidak Ada Pengamen dan Pengemis

Ada anak yang memiliki watak yang berbeda dari orangtuanya. Pepatah kuno juga berbicara tentang ini: "Pohon tumbuh di tempat miring, sehingga buah jatuh jauh dari pohon." Keturunan bisa menjadi salah satu sumber untuk melihat watak seseorang. Namun, bukan sebuah kepastian yang mutlak.

Faktor alam memiliki pengaruh yang besar. Siapa pernah mengunjungi NTT? Alamnya sungguh cantik. Namun, dalam kecantikan itu ada "sekolah alam yang kejam".

NTT memiliki bentangan alam yang menantang. Dalam hidupnya, setiap anak NTT sudah bisa menghadapi kenyataan alam yang keras. Alam dapat mempengaruhi watak mereka. 

Hal ini dapat dilihat ketika setiap hari naik dan turun gunung, bekerja mengolah tanah yang kering dan gersang serta menabrak batu karang untuk menumbuhkan makanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun