Dalam kehidupan sehari-hari kitamenggunakan bahasa hampir di setiap aktivitas yang dilakukan, baik secaralisan, tertulis,maupun melalui bahasa tubuh. Semua bangsa pasti memiliki bahasanya sendiri. Indonesiamemiliki bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikanpenggunaanya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Bahkan sebelum itukedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional telah ditunjukkan dengandigunakannya bahasa Indonesia dalam sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesiasebagai sebuah negara memerlukan sebuah alat pemersatu bangsa. Salah satu yangdapat digunakan ialah bahasa Indonesia. Selain itu, bahasa Indonesia jugasebagai jati diri bangsa Indonesia yang perlu dibina oleh setiap warga negara Indonesia.
Indonesia merupakan negara yangbesar, dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Halini merupakan salah satu faktor pendukung negara – negara di dunia untukmelakukan hubungan kerjasama dengan Indonesia. Agar kerjasama dapat terjalindengan harmonis dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka tiap negarayang sedang bekerja sama itu, perlu mengenal budaya dari masing – masingnegara tersebut. Karena Indonesia memiliki potensi untuk diajak bekerjasama,maka penting bagi negara lain didunia untuk mengenal bahkan mempelajari Bahasa Indonesia.
Globalisasi adalah sebuah eradimana keterkaitan, ketergantungan, dan saling mempengaruhi antar individu,kelompok, dan negara dari berbagai belahan dunia menjadi suatu keharusansehingga tidak lagi tampak adanya batasan – batasan yang mengikat secara nyata.Era dimana kebebasan berkomunikasi tanpa batas juga sudah menjadi hal yangbiasa dipermudah dengan berbagai akses telekomunikasi seperti media sosial,aplikasi komunikasi dan surat elektronik.
Untukkepentingan hal tersebut, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Singapura dalam payingRumah Budayabekerjasama dengan Pusat Pengembangan Strategi danDiplomasi Kebahasaan (PPSDK) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB)Kementerian Pendidikan danKebudayaan, mengadakan Lomba Pidato BahasaIndonesia untuk warga negara asing di Singapura pada hari Sabtu tanggal 4 Juni2016.
Lomba pidato tersebut diikuti oleh berbagaikalangan diantaranya adalah karyawan bank, karyawan pemerintah,pelajar, dan peneliti. Bahkan ada seorang peserta yang berkewarganegaraanJepang, namanya Maasa Ochiai yang sangat senang bisa ikut dalam kompetisi lombapidato kali ini, karena dia memiliki keterikatan emosional dengan Indonesiasaat mengunjungi Jawa Tengah pada tahun 2015. Saat itu Maasa Ochiai adalahanggota salah satu organisasi kemanusiaan di Jepang yang melakukan kegiatanbakti sosial, hidup bersama masyarakat di desa Tegalrejo, Magelang untuk mengajarBahasa Inggris kepada anak-anak sekolah dasar di desa tersebut.
Dalam pidatonya, peserta lomba dapat memilih tema yang telah ditentukan dariBPPB yakni: Sahabat Baruku Orang Indonesia;Senangnya Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia; Peran Indonesia di KawasanASEAN, dan; Semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Sebagian besar peserta memilih tema Sahabat BarukuOrang Indonesia dan SenangnyaBelajar Bahasa dan Budaya Indonesia.
Juri lomba pidato ada 3 (tiga) orang, yaitu: Bapak Dwi K.I. Miftach (Kepala Fungsi Penerangan Sosial dan BudayaKBRI Singapura); Bapak Ridwan Maulana, (Tenaga pengajar UKBI dari Badan BahasaJakarta); dan Bapak Heru Santoso, (Guru Bahasa Indonesia Sekolah Indonesia (Singapura)Ltd.)
Presentasi pidato dari masing-masing peserta diberikan waktu selama 10(sepuluh) menit, dimana 7 (tujuh) menit pertama digunakan untuk menyampaikanisi pidato, dan 3 (tiga) menit selanjutnya menjawab pertanyaan dari ketigajuri. Hampir sebagian besar pesertalomba menyampaikan pidatonya dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang fasih danlancar, dan terstruktur sesuai tema yang dipilih.
Juara pertama lomba pidato adalah Yang Sheng, pelajar dari NationalUniversity of Singapore (NUS), mengambil tema Semboyan“Bhineka Tunggal Ika”. Isipidatonya, Yang Sheng sangat terkesan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika,mengingat Indonesia merupakan salah satu negara besar dengan keragaman suku danbudaya namun bisa bersatu karena semangat yang tinggi untuk menjunjung kebersamaan.Yang Sheng, yang pernah berkunjung ke Indonesia dalam rangka mengambil matakuliah Bahasa Indonesia di universitasnya, sehingga ketika tampil membawakanpidatonya, dia sangat fasih menggunakan Bahasa Indonesia bahkan tampil sangatpercaya diri.
Lomba pidato berjalan dengan sukses dan lancar, duaorang pemenang Lomba Pidato Bahasa Indonesia tersebut akan dikirim ke Indonesiauntuk mengunjungi Jakarta dan Yogyakarta dan berkesempatan untuk mengikutiupacara kenegaraan di istana negara pada tanggal 17 Agustus 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H