Aku memperhatikan wajah wanita yang ada di photo itu secara cermat. Makin ku lihat wajah itu makin ku tangis diriku. Tangisanku semakin pecah setelah melihat dengan sempurna wanita yang ada di dalam photo itu.
“Ya..aku mengenali perempuan ini dan aku tau di mana ia sekarang” aku menyata sambil menunjukkan lembar photo itu kepada ibu. “kamu kenal dia”, “kenal bu, bahkan sangat kenal”, tampak raut heran di wajah ibuku, mungkin sedikit terkejut dengan pernyataanku tadi. “wanita ini……wanita ini adalah pelacur yang pernah ku tiduri bu” akuku kepada ibu.
Tak terbendung air mata ibu mengalir di pipinya sambil memelukku dengan erat. Hm…..Tangisanku semakin menjadi jadi bukan karena aku ditinggal pergi oleh pasangan yang berdampingan senyum di dalam photo itu, akan tetapi karena aku telah meniduri wanita yang dipelukan ayahku itu.
Wanita yang ku kenal sebagai pelacur. Wanita itu yang kukenal di sebuah diskotik tempat ku biasa melampiaskan hawa nafsu. Wanita itu adalah wanita yang ku bayar seharga tiga ratus lima puluh ribu rupiah untuk setiap kali ia menemaniku dalam waktu semalam dan wanitu itu juga yang selalu melakukan hubungan intim bersamaku dan mengaku bernama Marisa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H