Target lain dalam gerakan sosial festival Golo Koe  untuk menggiatkan kegiatan ekonomi kreatif masyarakat Manggarai untuk tujuan kesejahteraan hidup. Upaya ini melalui pameran dan kuliner yang melibatkan usaha mikro, kecil dan menengah  dari hampir seluruh paroki yang ada di keuskupan Ruteng. Pameran seperti tenun ikat, kuliner, anyaman tradisional, kopi gula dan hal lainnya dihadirkan saat festival ini. Usaha kecil yang menjadi keunikan tiap wilayah di Manggarai juga dipajang dan dipampang, bahkan menjadi branding usaha. Sebagai contoh, setelah festival Golo Koe  yang pertama, branding kopi Nggoang, Sopi Kolang, dan Gula Kolang menjadi terkenal dan mendapatkan daya beli masyarakat lokal dan global. Target dan fokus dalam upaya menumbuhkembangkan usaha kecil menengah seperti yang disebutkan ini adalah sasaran dari gerakan sosial Festival Golo Koe.Â
Isu lingkungan hidup juga adalah kampanye  yang ingin diserukan dalam gerakan sosial Festival Golo Koe. Aksi penanaman bambu dan bakau diseputaran daerah aliran sungai adalah aksi nyata kepedulian dan gerakan Gerjea katolik Manggarai untuk pelestarian lingkungan hidup. Lingkungan hidup yang nyaman dilestarikan di Labuan Bajo untuk menunjang destinasi pariwisatanya.Â
Selain menampilkan parade budaya, pentas seni dan menggiatkan ekonomi kreatif, gerakan festival Golo Koe  yang dirancang oleh Gereja Katolik Manggarai memiliki fokus dalam menghidupkan dan menumbuhkan wisata rohani di Labuan Bajo. Wisata rohani dilihat sangat urgen untuk menumbuhkan dan mengembangkan iman serta spiritualitas orang Manggarai dan wisatawan. Wisata rohani juga dilihat  sebagai destinasi pariwisata yang unik dan khas. Karena itu setelah festival diharapkan agar situs-situs rohani dan objek wisata rohani dikembangkan untuk menambah destinasi wisata Manggarai Barat.
Festival Golo Koe  sebagai bentuk gerakan sosial Gereja menyerukan kebiasaan dan ritus baru untuk pariwisata Labuan Bajo. Melalui Gerakan Festival Golo Koe  Gereja Katolik Manggarai menghendaki supaya kebiasaan dan ritus serta prosesi perarakan Patung Bunda Maria Assumpta Nusantara mengelilingi kota Labuan Bajo dilaksanakan tiap tahun di Manggarai Barat. Perarakan patung ini mesti menjadi kegiatan  rutin tahunan dan menjadi keunikan dan cirikhas tersendiri dalam pengolahan pariwisata super premium Labuan Bajo. Perarakan patung ini merupakan salah satu objek dan destinasi wisata yang menjadi keunikan dan kekhasan Labuan Bajo dalam wisata rohani.Â
Festival Golo Koe  sebagai bentuk gerakan sosial merupakan metode Gereja Katolik Manggarai dalam menciptakan keunikan wisata Labuan Bajo. Festival Golo Koe  adalah cara Gereja menggerakkan umatnya untuk terlibat aktif dalam mempromosikan dan pengolahan wisata Labuan Bajo. Melalui gerakan festival ini Gereja mengharapkan umatnya untuk berpartisipasi, berbudaya dan berkelanjutan. Karena itu, gerakan festival ini mesti menjangkau banyak orang. Festival ini menjangkau masyarakat lokal dan global. Pagelaran festival Golo Koe  menunjukkan kepada masyarakat global bahwa ada keunikan dan kekhususan tersendiri dalam wisata rohani di Labuan Bajo. Hal lain yang ingin ditunjukkan kepada masyarakat global dalam festival ini bahwa gereja Katolik Manggarai memiliki kegelisahan dan kepedulian akan pengolahan dan promosi wisata Manggarai Barat.  Gereja katolik Menggarai tetap menjadi mitra yang baik untuk pemerintah dalam upaya mensejahterakan ekonomi masyarakatnya. Bagi masyarakat lokal, Festival  Golo Koe bisa menumbuhkembangkan usaha mikro, kecil dan menengah melalui pameran yang ditampilkan dalam festival tersebut.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H