Mohon tunggu...
atanera de gonsi
atanera de gonsi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tolak Buta Huruf Melalui Literasi Rumah

3 Februari 2023   21:01 Diperbarui: 4 Februari 2023   06:30 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh Sirilus Gonsi


Apakah masih ada buta huruf di Indonesia? Inilah Salah Satu  pertanyaan yang selalu mengusik hati para pegiat literasi.  Jawabannya adalah ada. Realitas buta huruf ini masih ada di Indonesia. Mengutip data dari  https://data Indonesia.id bahwa sekitar empat dari seratus penduduk dewasa di Indonesia mengalami buta huruf pada 2021.  Ini terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Yang menunjukkan bahwa 3,96% penduduk berusia 15 tahun ke atas di Indonesia masih buta huruf. Fakta  buta huruf ini mengusik hati untuk mencari solusi dalam penyelesaiannya. Gerakan literasi rumah adalah opsi alternatif  terkait masalah buta huruf ini.

Istilah literasi berasal dari bahasa latin literatus yang berarti orang yang belajar. Literasi dalam kamus besar bahasa indonesia diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan individu dalam berbahasa yang meliputi membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. 

National Institute for Literacy mengartikan literasi sebagai  kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat. Pengertian-pengertian ini merujuk pada suatu kesepakatan bahwa literasi merupakan sebuah kemampuan dasar untuk bisa mendapatkan kemampuan lain.

Literasi rumah adalah sebuah gerakan literasi yang dimulai dari rumah. Gerakan literasi rumah bertujuan untuk memberi pemahaman dan kegiatan literasi kepada anak-anak. Gerakan ini mengoptimalkan peran orang tua ataupun pihak lain dalam perwujudan literasi di lingkungan rumah. Karena itu orang tua mesti  memahami kegiatan yang dapat mereka lakukan untuk menumbuhkan dan mengembangkan  minat anak terhadap kegiatan literasi melalui upaya menciptakan rumah kaya literasi, kegiatan membaca, berbicara dan menulis yang menyenangkan, dan menjalin kemitraan dengan sekolah. 

Semua upaya ini perlu terjalin secara berkelanjutan dan melibatkan seluruh anggota keluarga. Anak-anak yang disertakan dalam kegiatan literasi rumah adalah anak-anak usia pra sekolah sampai kepada anak-anak usia sekolah menengah. Literasi rumah mengandaikan konsep bahwa rumah merupakan sekolah pertama yang di dapatkan anak, sebab di rumah proses pembelajaran literasi paling awal yang diterima seorang anak.

Agen-agen gerakan literasi rumah, Pertama adalah orang tua. Orang tua adalah pengajar literasi pertama yang didapatkan anak-anak. Orang tua biasanya mengenalkan kata-kata, bunyi-bunyian kepada bayi yang hadir di rumah. Kedua, anggota keluarga secara keseluruhan. Keluarga biasanya terdiri dari orang tua dan anak-anak, yaitu kakak beradik. 

Peran anggota keluarga ini  terkait kerja sama dalam membangun literasi dalam rumah. Misalnya, kakak mengajarkan membaca untuk adik. Ketiga adalah  guru privat. Peran guru private ini mengindikasikan adanya les berdasarkan persetujuan orang tua bersama guru privat.

Gerakan literasi rumah merupakan sebuah gerakan yang urgen untuk dilakukan dan dikembangkan, sebab pembelajaran mengenai pengenalan baca tulis sejak dini penting dilakukan sebagai solusi dan upaya untuk menghilangkan fenomena buta huruf di zaman modern ini. Saat gerakan literasi rumah itu digalakkan, literasi apa saja yang menjadi bagian dari gerakan dan kegiatan literasi rumah?

A. Literasi bercerita

Dalam mengembangkan literasi rumah hal pertama yang dilakukan oleh orang tua adalah bercerita. Anak usia  kurang lebih satu setengah tahun sampai tiga tahun sudah memiliki kepekaan bahasa dan sangat tepat untuk mengembangkan bahasanya misalnya berbicara dan bercakap-cakap. 

Literasi bercerita ini melalui pembacaan dongeng, untuk merangsang otak anak dalam aspek bahasa dan pengenalan kata-kata. Anak-anak yang diajarkan orang tua melalui percakapan beragam memiliki kesempatan untuk mendengar dan beragam percakapan mengacu pada penggunaan berbagai bentuk bahasa dalam berbagai fungsi komunikatif seperti mengstimulasi anak untuk bertanya dan bermain. Melalui literasi bercerita ini anak dilibatkan dalam berbagai  kegiatan percakapan.

B. Literasi tulis

Peran aktif orang tua dalam mengembangkan aspek perkembangan anak sangat dibutuhkan.  Literasi tulis merupakan aspek pertama yang dikenalkan orang tua kepada anak sejak usia dini. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang mengenalkan aksara dan angka kepada anak sejak dini. 

Praktisnya bahwa peran orang tua dan anggota keluarga penting untuk membimbing dan melatih anak dalam pengenalan huruf dan angka dalam menulis.  Orang tua dan anggota keluarga melatih anak-anak untuk bisa menulis. Pelatihan menulis sejak dini dalam keluarga ini merupakan solusi dalam pemberantasan buta huruf di indonesia.  Hal ini terjadi mengandaikan adanya kesadaran orang tua dan keluarga dalam menunjang proses pendidikan anak.  Karena itu literasi tulis ini mesti digalakkan dalam keluarga dan menjadi sebuah gerakan.

B. Literasi baca

Gerakan literasi rumah merupakan wadah yang memfasilitasi bertemunya bahasa dan huruf untuk pertama kalinya. Anak-anak  memiliki pengalaman dengan buku di lingkungan rumah dengan memperhatikan orang tuanya membaca. Orang tua mestinya memiliki kebiasaan membaca supaya ditiru anaknya. Selain itu peran aktif orang tua untuk mendidik anaknya melalui membaca  di rumah.  Kegiatan membaca juga adalah solusi buta huruf pada anak-anak.

C. Literasi budaya

Literasi budaya ini dalam hal pembelajaran terhadap budaya dan kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat.  Keluarga merupakan lembaga pertama seorang anak mengenal budayanya. Kesadaran akan gerakan literasi rumah  seharusnya menjadi sebuah kebiasaan yang membuahkan budaya baca dalam keluarga.

Literasi baca tulis adalah hal dasar yang di kembangkan kelurga di rumah. Proses penerapannya dengan cara melatih menulis dan membaca sejak dini dalam kelurga untuk anak usia dini. Sedangkan untuk anak-anak usia sekolah dasar dan menengah dengan cara pemberian buku untuk membaca juga dengan pemberian roster belajar dan membaca oleh orang tua.  Selain itu anak-anak dibimbing untuk menulis catatan harian untuk mengembangkan literasi baca dan tulis.  

Proses lain dalam penerapan literasi rumah adalah dengan memberikan ruang dan kamar baca untuk anak dalam rumah. Di ruangan ini mesti disiapkan juga buku-buku bacaan untuk anak.

Upaya melestarikan gerakan literasi rumah untuk memberantas buta huruf juga kadang menuai persoalan. Masalahnya adalah pada keluarga yang orang tuanya tidak sekolah dan buta huruf. Orang tua seperti ini tentunya tidak bisa melakukan gerakan literasi rumah. 

Solusi untuk kemelut ini mungkin dengan memanfaatkan peran guru privat, supaya gerakan literasi rumah bisa dilestarikan dalam keluarga untuk mengatasi buta huruf. Upaya pelestarian literasi rumah merupakan  sebuah kesadaran sosial akan pentingnya pendikan untuk mengatasi masalah buta huruf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun