Mohon tunggu...
Atanshoo
Atanshoo Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Hobi membaca dan sesekali menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Lansia Ingin Puasa? Ini Dia Panduannya!

19 Maret 2024   13:59 Diperbarui: 19 Maret 2024   14:00 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lansia Ingin Puasa? Ini Panduannya!(CDC on Unsplash)

Usia lanjut tak jarang diiringi dengan berbagai kondisi kesehatan yang membuat banyak lansia ragu untuk berpuasa. Rasa was-was akan kesehatan diri selama berpuasa kerap kali menghantui.

Namun, jangan khawatir! Keinginan lansia untuk menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadan tetap bisa terlaksana dengan beberapa kiat berikut:

1. Konsultasi dengan Dokter

Mengapa Konsultasi dengan Dokter Penting?

Usia lanjut sering kali diiringi dengan berbagai kondisi kesehatan yang kompleks. Konsultasi dengan dokter sebelum berpuasa sangatlah penting untuk memastikan bahwa lansia:

  • Fit untuk berpuasa: Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan meninjau riwayat kesehatan lansia untuk menentukan apakah kondisi kesehatannya memungkinkan untuk berpuasa.
  • Menerima saran dan arahan khusus: Dokter akan memberikan saran dan arahan khusus terkait pola makan, minum obat, dan aktivitas fisik selama berpuasa. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan dan keselamatan lansia.
  • Mengetahui risiko dan komplikasi: Dokter akan menjelaskan risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi selama berpuasa, seperti dehidrasi, hipoglikemia, dan hipotensi.

Apa yang Harus Disampaikan kepada Dokter?

Saat berkonsultasi dengan dokter, lansia harus menyampaikan informasi berikut:

  • Riwayat kesehatan lengkap, termasuk penyakit yang diderita, obat-obatan yang dikonsumsi, dan alergi.
  • Kondisi kesehatan saat ini, termasuk gejala yang dirasakan.
  • Kebiasaan makan dan minum sehari-hari.
  • Aktivitas fisik yang dilakukan.

Dokter yang Tepat untuk Dikunjungi

Lansia dapat berkonsultasi dengan dokter umum atau dokter spesialis, seperti dokter geriatri, dokter penyakit dalam, atau dokter jantung. Dokter akan merujuk lansia ke dokter spesialis lain jika diperlukan.

Tips Mempersiapkan Konsultasi dengan Dokter:

  • Siapkan daftar pertanyaan yang ingin diajukan kepada dokter.
  • Bawalah semua obat yang sedang dikonsumsi lansia.
  • Datanglah ke dokter dengan didampingi oleh anggota keluarga.

2. Perhatikan Kondisi Kesehatan

Selain berkonsultasi dengan dokter, lansia juga perlu memperhatikan beberapa kondisi kesehatan tertentu sebelum berpuasa. Berikut beberapa kondisi yang perlu diwaspadai:

  • Diabetes: Puasa dapat menyebabkan fluktuasi kadar gula darah pada lansia penderita diabetes. Dokter akan memberikan saran terkait pola makan saat sahur dan berbuka, jadwal minum obat, dan pemantauan gula darah secara rutin.
  • Hipertensi: Dehidrasi saat puasa bisa menyebabkan tekanan darah naik pada lansia penderita hipertensi. Dokter akan menyesuaikan dosis obat hipertensi dan memberikan saran mengenai asupan cairan selama berpuasa.
  • Penyakit Jantung: Puasa dapat meningkatkan beban kerja jantung, terutama bagi lansia dengan penyakit jantung. Dokter akan menilai apakah kondisi jantung lansia cukup kuat untuk berpuasa dan mungkin akan menyarankan puasa intermiten sebagai alternatif.
  • Gangguan Ginjal: Ginjal berfungsi membuang racun dari dalam tubuh. Puasa berisiko membuat ginjal bekerja lebih berat karena dehidrasi. Dokter akan menilai fungsi ginjal lansia dan mungkin akan menganjurkan untuk tidak berpuasa atau berpuasa dengan pengawasan ketat.
  • Osteoporosis: Puasa berisiko menurunkan massa tulang pada lansia, terutama yang menderita osteoporosis. Dokter akan memberikan saran mengenai asupan makanan yang kaya kalsium dan vitamin D untuk menjaga kesehatan tulang selama berpuasa.

Penanganan Khusus:

Selain kondisi di atas, lansia yang memiliki penyakit lain seperti penyakit lambung, penyakit paru-paru, atau penyakit mental juga perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk mengetahui apakah mereka bisa berpuasa dan mendapatkan penanganan khusus.

Penting untuk diingat:

  • Kondisi kesehatan setiap lansia berbeda-beda. Konsultasi dengan dokter menjadi sangat penting untuk menentukan apakah aman bagi lansia untuk berpuasa dan mengetahui penyesuaian yang perlu dilakukan.
  • Jangan ragu untuk membatalkan puasa jika lansia merasa tidak sehat. Ada keringanan berpuasa bagi lansia, dan mereka dapat mengganti puasanya di hari lain setelah sembuh.

3. Konsumsi Makanan Sehat dan Bergizi

Saat sahur dan berbuka puasa, pastikan lansia mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang. Perbanyak konsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, protein, dan karbohidrat kompleks. Hindari makanan yang tinggi lemak dan gula.

4. Minum Air Putih yang Cukup

Dehidrasi menjadi salah satu risiko utama bagi lansia yang berpuasa. Pastikan lansia minum air putih minimal 8 gelas per hari, terutama saat sahur dan berbuka puasa.

5. Istirahat yang Cukup

Lansia membutuhkan waktu istirahat yang lebih banyak dibandingkan orang dewasa muda. Pastikan lansia tidur 7-8 jam per hari agar tubuhnya tetap fit selama berpuasa.

6. Hindari Aktivitas Fisik yang Berlebihan

Aktivitas fisik yang berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi dan kelelahan. Sebaiknya, lansia melakukan aktivitas fisik yang ringan dan tidak terlalu menguras tenaga.

7. Segera Berbuka Puasa Jika Terasa Tidak Sehat

Jika lansia merasa pusing, lemas, atau sakit selama berpuasa, segeralah berbuka puasa. Jangan memaksakan diri untuk terus berpuasa jika kondisi kesehatan tidak memungkinkan.

8. Pantau Gula Darah Secara Rutin

Bagi lansia dengan diabetes, penting untuk memantau gula darah secara rutin selama berpuasa. Hal ini untuk mencegah terjadinya hipoglikemia (kadar gula darah rendah).

9. Tetap Semangat dan Berpikiran Positif

Semangat dan pikiran positif menjadi kunci utama dalam menjalankan ibadah puasa. Yakinlah bahwa tubuh lansia mampu beradaptasi dengan kondisi puasa.

10. Dapatkan Dukungan dari Keluarga

Dukungan dari keluarga sangat penting bagi lansia yang ingin berpuasa. Keluarga dapat membantu lansia dalam menyiapkan makanan sahur dan berbuka puasa, mengingatkan minum air putih, serta memantau kondisi kesehatan lansia.

Kesimpulan

Meskipun usia lanjut terkadang diwarnai dengan kondisi kesehatan tertentu, keinginan lansia untuk berpuasa tetap bisa terlaksana. Namun, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:

  • Konsultasi dengan dokter adalah langkah awal untuk memastikan keamanan dan mendapatkan arahan terkait pola makan, obat-obatan, dan aktivitas fisik selama berpuasa.
  • Perhatikan kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. Dokter akan menilai dan mungkin menyesuaikan pengobatan atau menyarankan puasa alternatif.
  • Jaga pola makan sehat dan bergizi saat sahur dan berbuka puasa. Fokus pada makanan kaya serat, protein, karbohidrat kompleks, serta batasi asupan lemak dan gula. Penuhi kebutuhan cairan dengan minum air putih yang cukup.

Dengan mengikuti kiat-kiat di atas, lansia dapat menjalankan ibadah puasa dengan aman, nyaman, dan tetap terpenuhi kebutuhan nutrisinya.  Ingat, berpuasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih diri untuk menjadi lebih disiplin dan meningkatkan ketaqwaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun