Mohon tunggu...
Atanshoo
Atanshoo Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Administrasi Perkantoran. Memiliki hobby menulis, untuk menyalurkan kegelisahan terkhusus pada kategori Humaniora dan Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Analisis Puisi "Aku" Karya Chairil Anwar

20 Februari 2024   08:00 Diperbarui: 20 Februari 2024   08:17 1735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Metafora: "Aku ini binatang jalang"

Personifikasi: "Biar peluru menembus kulitku"

Interpretasi dan Kesimpulan

Puisi "Aku" karya Chairil Anwar merupakan puisi yang kuat dan penuh semangat. Puisi ini mengungkapkan keyakinan penyair bahwa setiap individu memiliki hak untuk hidup dan berkembang sesuai dengan kehendaknya sendiri. Penyair menolak untuk tunduk pada norma dan nilai sosial yang dipaksakan kepada dirinya. Puisi ini menjadi simbol perlawanan terhadap penindasan dan pembatasan kebebasan. Puisi ini juga menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk berani hidup dan menjadi diri sendiri. Berikut ini adalah keseluruhan puisi berjudul Aku karya Chairil Anwar.

Aku

Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang 'kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari, hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Chairil Anwar

1943

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun