Mohon tunggu...
Asyer Arwadi Bulan
Asyer Arwadi Bulan Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Tuhan

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Persahabatan yang Tak Lekang oleh Waktu, Kenangan dan Doa di Tengah Ujian Hidup

7 Desember 2024   11:24 Diperbarui: 7 Desember 2024   19:00 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi saat foto bersama (sumber gambar: dokpri/Asyer)

Bagi mereka, menjadi guru bukan hanya pekerjaan, melainkan panggilan hidup. Pengabdian mereka selama puluhan tahun telah membentuk ikatan yang kuat, baik antara mereka sendiri maupun dengan masyarakat yang mereka layani.

Tidak hanya kenangan yang dibagikan, namun juga cerita tentang bagaimana banyak dari teman-teman sejawat mereka telah tiada.

Pembicaraan itu membawa suasana haru, mengingat betapa cepat waktu berlalu dan betapa berharga setiap pertemuan yang masih bisa mereka alami.

Orang tua penulis mengungkapkan rasa syukur karena masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan sahabat lamanya, meskipun dalam kondisi sakit.

Akhirnya, ketika malam sudah jauh dan saatnya kami pamit diri untuk pulang ke kediaman kami, dan Om Marten mengajak kami semua untuk berdoa.

Ia memimpin doa dengan penuh penghayatan, memohon kesembuhan bagi orang tua kami dan anak mantunya yang sedang sakit dan mengucap syukur atas pertemuan yang penuh makna ini.

Doa itu menjadi penutup dari pertemuan yang hangat dan penuh kenangan. Setelah doa selesai, kami pun berpamitan.

Sebelum pergi, Om Marten kembali mengucapkan terima kasih atas kunjungan kami, dan kami saling menguatkan dengan harapan agar yang sakit baik bapak dan anak mantunya bisa segera pulih.

Pertemuan yang sederhana namun penuh kenangan ini menyadarkan bahwa persahabatan dan hubungan baik adalah harta yang tak ternilai, terutama ketika kita dihadapkan pada situasi sulit.

Doa bersama di penghujung pertemuan menjadi simbol dari pentingnya kebersamaan dalam iman dan kasih sayang.

Dari cerita ini, penulis menarik suatu kesimpulan bahwa persahabatan sejati tidak akan pernah pudar meskipun waktu dan jarak memisahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun