Mohon tunggu...
Asyer Arwadi Bulan
Asyer Arwadi Bulan Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Tuhan

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menjaga Harmoni dengan Kata di Pilkada 2024

19 Oktober 2024   15:28 Diperbarui: 19 Oktober 2024   15:33 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi flyer jaga ucapan, jaga persatuan (sumber gambar: dokpri/HUMAS POLRES Sekadau)

Kekuatan kata-kata memang tak bisa dianggap remeh, terlebih saat kita berada di tahun politik seperti menjelang PILKADA 2024.

Setiap kata yang keluar dari mulut kita, baik di forum terbuka, dalam percakapan sehari-hari, maupun di media sosial, memiliki daya untuk membangun atau bahkan menghancurkan.

Ini adalah momen di mana bangsa kita dihadapkan pada tantangan besar, dan setiap kata yang kita ucapkan bisa menjadi penentu apakah kita akan memperkuat persatuan atau justru memperlemah fondasi kebersamaan kita.

Saat kita berbicara, baik secara langsung maupun melalui tulisan, kita seringkali tak menyadari dampaknya.

Kata-kata memiliki kekuatan yang luar biasa, bukan hanya karena apa yang dikatakannya, tetapi juga bagaimana kata-kata itu diterima oleh orang lain.

Sering kali, kata yang sama bisa membawa dampak berbeda bergantung pada situasi, emosi, atau pemahaman pihak yang mendengarkannya.

Dalam konteks politik, ini bisa menjadi semakin sensitif. Masyarakat yang sudah terpolarisasi dengan berbagai pilihan politik dapat dengan mudah terprovokasi oleh kata-kata yang salah, baik disengaja maupun tidak.

Di media sosial, misalnya, satu kata kasar atau pernyataan yang kurang dipikirkan matang-matang bisa menyulut perdebatan besar, bahkan permusuhan.

Itulah mengapa penting bagi kita untuk lebih bijak dalam berbicara, menahan diri dari kata-kata yang memecah belah, dan lebih mengutamakan kata-kata yang membawa ketenangan, persatuan, dan pengertian.

Memilih kata-kata dengan bijak bukan berarti kita menahan diri untuk berbicara secara jujur, tetapi lebih pada bagaimana kita menyampaikan kebenaran dengan cara yang membangun, bukan merusak.

Bahasa yang baik bukan hanya tentang tata bahasa atau pemilihan kosakata yang tepat, tetapi juga tentang niat dan tujuan dari setiap perkataan.

Menggunakan bahasa yang santun dan saling menghargai dalam interaksi sehari-hari bukanlah hal yang sepele.

Ini membantu menciptakan hubungan yang lebih sehat, saling menghormati, dan memperkuat ikatan sosial.

Sebaliknya, kata-kata yang kasar atau menyakitkan bisa dengan cepat merusak kepercayaan dan hubungan yang sudah terjalin lama.

Dalam situasi politik yang panas, sangat mudah bagi kita untuk terbawa emosi, tergoda untuk berkata kasar atau menyerang pihak yang berbeda pandangan dengan kita.

Namun, saat kita menyadari kekuatan kata-kata, kita juga perlu mengingat bahwa di balik setiap perbedaan pendapat, ada manusia yang sama berharganya dengan kita.

Dengan berbicara bijak dan menghormati perbedaan, kita bukan hanya menjaga persatuan, tetapi juga menunjukkan kedewasaan kita sebagai bangsa.

Asyer Arwadi Bulan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun