Pada acara peresmian gedung Christian Center, setelah menyampaikan kata sambutan, Ketua Panitia Pembangunan, Pak Radius, mengajak seluruh panitia untuk kesaksian dengan menyanyikan sebuah lagu pujian.
Lagu pujian tersebut berjudul "Terpujilah Allah" (To God Be The Glory), yang tercatat dalam NKI nomor 289, tidak hanya panitia, Wakil Bupati beserta ibu juga ikut serta menyanyikan lagu ini. Lagu ini memberikan suasana semangat dalam acara peresmian gedung Christian Center.
Di gereja penulis, GEPEMBRI Jemaat Sekadau, lagu yang sama sering dinyanyikan, dengan judul "Mulia Bagi Allah," yang tercantum dalam KPPK nomor 26.
Lagu ini telah menjadi bagian dari liturgi ibadah, membawa penghayatan mendalam bagi jemaat GEPEMBRI Jemaat Sekadau.
Untuk menambah wawasan mengenai lagu ini, penulis mencoba mencari tahu siapa penulisnya melalui pencarian di 'mbah google.'
Dua sumber rujukan utama yang ditemukan adalah sermonwriter.com dan dianaleaghmatthews.com, yang menjelaskan penulisan lagu ini, sehingga lagu ini dinyanyikan hingga saat ini.
Awalnya Fanny Crosby sekitar tahun tahun 1872 (sermonwriter.com), memberi judul himne tersebut "Praise for Redemption" (dianaleaghmatthews.com).
Fanny Crosby, seorang penulis himne produktif yang mengalami kebutaan sejak bayi, menulis lebih dari 9.000 himne sepanjang hidupnya.
Salah satu himnenya yang terkenal, "To God Be the Glory," dan diterbitkan pertama kali dalam himne Brightest and Best.
Musik untuk himne ini digubah oleh William Doane. Meskipun kurang populer di Amerika pada awalnya, penginjil Ira Stankey membawa lagu ini ke Inggris, di mana lagu tersebut diterima dengan baik.
Pada tahun 1954, saat Pendeta Billy Graham mengikuti Kebaktian Minggu di London, Pendeta Frank Colquhoun memperkenalkan lagu ini kepada Cliff Barrows, pemimpin lagu Graham, dan mengusulkan untuk memasukkannya ke dalam buku lagu yang sedang mereka susun untuk kebaktian Minggu.
Lagu tersebut dinyanyikan setiap malam selama tiga bulan di Arena Harringay, membuatnya semakin populer.
Setelah kembali ke Amerika, lagu ini menjadi bagian dari kebaktian Graham dan akhirnya dikenal luas di Amerika.
Dalam pemilihan lagu untuk dinyanyikan dalam kesaksian peresmian gedung Christian Center, pujian Terpujilah Allah membawa pesan penting bagi hadirin, terutama umat Kristen.
Lagu ini memuliakan Allah atas kebesaran hikmat-Nya dan kasih-Nya yang luar biasa bagi umat manusia yang penuh dosa.
Di tengah-tengah momentum peresmian gedung Christian Center, lagu ini seolah menjadi pengingat akan karya penebusan Kristus yang memungkinkan umat manusia kembali kepada Allah.
Pengorbanan Yesus di kayu salib, yang digambarkan dalam lagu ini sebagai tebusan sempurna, menjadi fondasi iman Kristen dan pusat kehidupan rohani bagi peserta yang hadir.
Lirik lagu yang mengangkat tema penebusan dan kasih Allah menginspirasi peserta untuk bersyukur atas anugerah yang diberikan melalui Yesus Kristus.
Terlebih dalam momen penting seperti peresmian gedung Christian Center, yang akan menjadi tempat pusat kegiatan umat kristen, nyanyian ini mengajak hadirin yang hadir untuk merenungkan bahwa penyembahan hanya kepada Tuhan yang telah menyelamatkan kita, manusia, dari dosa.
Lagu ini juga memberikan pengharapan akan masa depan yang mulia, seperti yang tersirat dalam ayat terakhir tentang memandang Yesus di Surga.
Pengharapan akan Surga yang cerlang memberi kita kekuatan untuk terus maju dalam menjalankan kehidupan yang beriman.
Lagu ini, dengan segala kekayaan teologisnya, menciptakan suasana peresmian gedung Christian Center yang penuh syukur, sekaligus mengarahkan peserta yang hadir kepada tujuan yang lebih besar: memuliakan Allah dalam setiap aspek kehidupan kita, termasuk dalam pembangunan fisik dan spiritual komunitas Kristen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H