Selain itu, denyut nadi yang terlalu tinggi juga bisa menyebabkan overtraining syndrome, yang ditandai dengan penurunan kinerja fisik, kelelahan ekstrem, insomnia, dan peningkatan risiko cedera.
Ketika tubuh dipaksa bekerja melampaui kapasitasnya secara terus-menerus, sistem kekebalan tubuh bisa melemah, dan ini dapat memicu berbagai macam penyakit.
Olahraga yang seharusnya menjadi aktivitas menyehatkan, bisa berbalik menjadi penyebab penyakit jika tidak dilakukan dengan bijaksana.
Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai saat denyut nadi meningkat secara signifikan adalah takikardia, yaitu detak jantung yang melebihi batas normal.
Takikardia dapat terjadi saat berolahraga, atau sebagai respons tubuh terhadap stres, trauma, atau penyakit.
Saat mengalami takikardia, seseorang mungkin merasa jantungnya berdebar dengan ritme yang tidak normal.
Gejala lain yang mungkin muncul meliputi nyeri dada, sesak napas, pusing, pingsan, dan kelelahan.
Meski takikardia bisa terjadi tanpa menimbulkan komplikasi serius, namun jika tidak ditangani dengan baik, detak jantung yang cepat bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti stroke, gagal jantung, henti jantung, dan bahkan kematian (alodokter.com).
Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami batasan tubuh kita sendiri dan mendengarkan sinyal yang diberikan oleh tubuh selama berolahraga.
Berolahraga memang baik untuk kesehatan, namun melakukannya dengan cara yang tidak tepat bisa membawa risiko yang tidak diinginkan.
Menggunakan alat seperti smartwatch untuk memantau denyut nadi adalah salah satu cara untuk memastikan bahwa kita tetap berolahraga dengan aman dan efektif.