Mohon tunggu...
Asyer Arwadi Bulan
Asyer Arwadi Bulan Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Tuhan

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjaga Keharmonisan Keluarga di Tengah Kesibukan Modern

15 Agustus 2024   17:37 Diperbarui: 15 Agustus 2024   19:21 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sedang menikmati waktu bersama (sumber gambar: dokpri/image by freepik)

Kemarin malam, Rabu, 14 Agustus 2024, menjadi momen menarik saat berkumpul bersama para senior dalam pelayanan.

Dalam diskusi tersebut, seorang senior menceritakan pengalaman saat memberikan konseling kepada sebuah keluarga.

Keluarga itu mengalami masalah dalam hubungan suami istri yang sudah tidak harmonis. Setelah diselidiki lebih lanjut, ditemukan bahwa penyebab utama ketidakharmonisan tersebut adalah kurangnya waktu yang dihabiskan sang suami bersama keluarganya, terutama dengan istrinya.

Kesibukan yang terus-menerus, sehingga menimbulkan jarak emosional antara mereka.

Pengalaman ini menjadi pengingat bagi kami semua tentang pentingnya meluangkan waktu berkualitas dengan keluarga, terutama dengan istri demi menjaga keharmonisan hubungan.

Abad ini kita melihat betapa besarnya pengaruh kehidupan sekular yang sangat kental dengan corak materialisme dan konsumerisme.

Kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan membuat banyak anggota keluarga tenggelam dalam rutinitas harian mereka.

Setiap individu, baik itu orang tua maupun anak-anak, sibuk dengan pekerjaan, sekolah, atau aktivitas lainnya.

Kesibukan ini sering kali menyebabkan kurangnya waktu untuk berkumpul bersama, berbicara, atau bahkan sekadar berbagi cerita.

Hubungan antar anggota keluarga menjadi renggang, tidak ada lagi momen kebersamaan yang hangat seperti dulu.

Ketika waktu bersama keluarga semakin berkurang, keharmonisan dalam rumah tangga pun mulai tergerus.

Setiap orang seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri, hanya fokus pada pencapaian pribadi dan kebutuhan materi.

Mereka mungkin tinggal di bawah satu atap, tetapi secara emosional dan psikologis, jarak di antara mereka semakin jauh.

Komunikasi yang seharusnya menjadi jembatan untuk mempererat hubungan menjadi terabaikan.

Masalah kecil yang muncul dalam keluarga sering kali tidak dibahas atau diselesaikan bersama, melainkan dibiarkan membesar hingga menimbulkan konflik.

Dalam kondisi seperti ini, penting bagi setiap anggota keluarga untuk menyadari betapa berharganya waktu yang dihabiskan bersama.

Kehangatan dan kedekatan emosional tidak dapat dibeli dengan uang atau digantikan dengan kemewahan materi.

Meski sibuk, meluangkan waktu untuk berkumpul dan berkomunikasi dapat membantu menjaga keharmonisan keluarga.

Tidak perlu aktivitas besar atau mewah, terkadang hanya duduk bersama untuk makan malam, menonton film, atau sekadar bercengkerama sudah cukup untuk mempererat kembali ikatan keluarga yang mungkin mulai pudar.

Keharmonisan keluarga adalah harta yang tak ternilai, dan upaya untuk mempertahankannya harus menjadi prioritas dalam kehidupan kita yang semakin sibuk ini.

Asyer Arwadi Bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun