Ketika waktu bersama keluarga semakin berkurang, keharmonisan dalam rumah tangga pun mulai tergerus.
Setiap orang seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri, hanya fokus pada pencapaian pribadi dan kebutuhan materi.
Mereka mungkin tinggal di bawah satu atap, tetapi secara emosional dan psikologis, jarak di antara mereka semakin jauh.
Komunikasi yang seharusnya menjadi jembatan untuk mempererat hubungan menjadi terabaikan.
Masalah kecil yang muncul dalam keluarga sering kali tidak dibahas atau diselesaikan bersama, melainkan dibiarkan membesar hingga menimbulkan konflik.
Dalam kondisi seperti ini, penting bagi setiap anggota keluarga untuk menyadari betapa berharganya waktu yang dihabiskan bersama.
Kehangatan dan kedekatan emosional tidak dapat dibeli dengan uang atau digantikan dengan kemewahan materi.
Meski sibuk, meluangkan waktu untuk berkumpul dan berkomunikasi dapat membantu menjaga keharmonisan keluarga.
Tidak perlu aktivitas besar atau mewah, terkadang hanya duduk bersama untuk makan malam, menonton film, atau sekadar bercengkerama sudah cukup untuk mempererat kembali ikatan keluarga yang mungkin mulai pudar.
Keharmonisan keluarga adalah harta yang tak ternilai, dan upaya untuk mempertahankannya harus menjadi prioritas dalam kehidupan kita yang semakin sibuk ini.