Mohon tunggu...
Asyer Arwadi Bulan
Asyer Arwadi Bulan Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Tuhan

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjenguk Orang yang Sakit: Bentuk Empati dan Solidaritas Sosial

6 Agustus 2024   22:55 Diperbarui: 7 Agustus 2024   13:15 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senin, 5 Agustus 2024, penulis bersama istri menjenguk sahabat yang sedang sakit. Baik yang sedang sakit di kediaman pribadinya dan yang sedang dirawat di rumah sakit.

Dalam kunjungan tersebut, penulis dan istri berusaha memberikan support dan doa bagi kesembuhan mereka yang sedang sakit. Dan biarlah kehadiran kami dapat menjadi penghiburan dan penyemangat di tengah kondisi sakit yang sedang mereka alami.

Menjenguk orang sakit merupakan salah satu bentuk empati dan solidaritas sosial yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan dukungan moral kepada yang sedang sakit, tetapi juga mempererat hubungan antarindividu dalam suatu komunitas.

Dalam banyak budaya, menjenguk orang sakit dianggap sebagai kewajiban moral yang menunjukkan kepedulian dan perhatian terhadap sesama.

Ketika seseorang menjenguk orang sakit, kehadirannya bisa memberikan semangat dan kekuatan kepada pasien.

Seringkali, pasien merasa kesepian dan terisolasi karena kondisi kesehatannya. Kehadiran teman atau keluarga bisa menjadi sumber kebahagiaan dan harapan yang sangat berarti.

Dalam momen-momen seperti ini, kata-kata penghiburan dan doa dapat memberikan ketenangan batin dan memperkuat mental pasien untuk melawan penyakitnya.

Doa bersama juga memiliki kekuatan yang luar biasa. Dalam banyak kepercayaan, doa dianggap sebagai cara untuk meminta pertolongan dan kekuatan dari Yang Maha Kuasa.

Ketika keluarga dan teman-teman berkumpul untuk berdoa, mereka menciptakan suasana yang penuh harapan dan keyakinan bahwa kesembuhan akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun