Kompasiana merupakan platfom blog yang dikembangkan oleh PT. Kompas Cyber Media, di platform ini ada kategori 'diary', mengingatkan penulis akan masa lalu akan sebuah kenangan menulis di buku diary.
Pembaca platform kompasiana angkatan 80an mungkin tidak asing lagi dengan namanya buku diary, tempat curhat di kala itu. Heee
Menulis di buku diary merupakan bagian yang tidak terlupakan bagi penulis, karena pada saat itu, buku diarylah untuk mengekspresikan jiwa menulis penulis saat bersekolah.
Sekolah tingkat pertama dan atas selalu membawa kenangan manis yang tak terlupakan. Salah satu kebiasaan di kala itu adalah menulis di buku diary. Kebiasaan ini menjadi saksi bisu perjalanan hidup penulis selama bertahun-tahun, saat bersekolah.
Setiap hari, penulis selalu berusaha tak pernah absen untuk mencurahkan perasaan dan pengalaman dalam diary.
Mulai dari cerita-cerita sederhana seperti bagaimana hari penulis berlalu di sekolah, teman-teman yang penulis temui, hingga rasa suka pada seseorang yang tak pernah berani diungkapkan secara langsung. Haaaaaa
Dan diary itu menjadi teman setia yang selalu siap mendengar tanpa menghakimi apa yang telah penulis lakukan sepanjang hari.
Menulis di diary memberikan kebebasan untuk mengekspresikan diri. Penulis bisa mengungkapkan segala hal yang mungkin sulit diungkapkan secara langsung kepada orang lain.
Dengan pena di tangan, penulis merasa lebih leluasa menceritakan segala kegembiraan, kekecewaan, dan harapan.
Hal ini tidak hanya menjadi sarana untuk mengenang momen-momen indah, tapi juga membantu penulis dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan yang datang.
Seiring berjalannya waktu, setelah menyelesaikan sekolah tingkat atas, kebiasaan menulis diary memudar, tergantikan oleh berbagai kesibukan dalam pekerjaan.
Menulis di diary juga mengajarkan penulis banyak hal. Penulis belajar untuk lebih peka terhadap perasaan dan kejadian sehari-hari.
Selain itu, menulis secara rutin membantu penulis untuk lebih teratur dan disiplin. Setiap goresan pena di atas kertas pada saat itu adalah bagian dari proses pembelajaran dan refleksi diri.
Saat ini, penulis tidak pernah menulis diary secara fisik, namun kebiasaan tersebut telah menginspirasi penulis untuk terus menulis dan berbagi cerita.
Kompasiana menjadi salah satu wadah di mana penulis bisa terus mengekspresikan diri, seperti yang dulu penulis lakukan di buku diary.
Penulis tidak mengetahui ke mana lagi rimbanya buku-buku diary tersebut, setelah menamatkan sekolah tingkat atas.
Akan tetapi, kini, kompasiana menjadi wadah baru untuk melanjutkan kebiasaan menulis dan berbagi cerita. Mari menulis diary untuk memberikan kebebasan berekspresi dan menciptakan kenangan manis untuk dikenang di hari esok.
Asyer Arwadi Bulan.