Ini tidak hanya menekankan pentingnya kasih sayang dan penerimaan, tetapi juga menunjukkan cara bijak dalam menangani permasalahan yang mungkin timbul dalam pernikahan.
Bagi orang tua, ketika anak kandung kita menikah, anak kita tidak lagi hanya menjadi anak kita sendiri tetapi juga menantu bagi keluarga pasangan mereka.
Dalam konteks ini, penting bagi anak kita untuk tidak selalu bergantung pada kita sebagai tempat curhat utama ketika menghadapi masalah dalam pernikahan.
Sebaliknya, mereka harus belajar untuk curhat kepada mertua mereka. Hal ini membantu memperkuat hubungan mereka dengan keluarga baru dan membangun kepercayaan serta kedekatan dengan mertua.
Begitu juga bagi kita yang membaca tulisan ini yang sudah menikah, jika dalam pernikahan kita ada masalah, kita harus terlebih dahulu curhat kepada mertua kita, bukan kepada orang tua kandung kita.
Sebaliknya, menantu yang masuk ke dalam keluarga kita harus kita terima dan perlakukan seperti anak kandung sendiri.
Dalam hal ini, ketika menantu kita menghadapi masalah dalam pernikahannya, mereka harus merasa nyaman untuk curhat kepada kita sebagai orang tua.
Ini akan membantu menantu merasa diterima sepenuhnya dan membangun ikatan emosional yang kuat dengan kita sebagai mertuanya.
Kasih sayang dan penerimaan menjadi elemen kunci dalam mengimplementasikan makna dari ungkapan ini. Sebagai orang tua, kita harus memberikan kasih yang sama kepada menantu seperti yang kita berikan kepada anak kandung kita.
Menunjukkan perhatian, dukungan, dan kasih sayang yang tulus kepada menantu akan menciptakan hubungan yang harmonis dan saling menghormati dalam keluarga besar.
Sebagai orang tua, mari kelola permasalahan pernikahan anak kita dengan bijak, dengan mendorong anak kandung kita untuk curhat kepada mertuanya dan menantu kita untuk curhat kepada kita, kita membantu menciptakan keseimbangan dan menghindari potensi bias atau konflik kepentingan yang bisa timbul.