Erdogan dicatat sebagai salah satu pemimpin yang beragama Islam dimana dia dengan berani menolak permintaan presiden AS pada saat itu yakni George W Bush, dimana pada saat itu Negara AS meminta agar di Negara Turki dibangun sebuah pangkalan militer bagi Negara Amerika dan Sekutu ketika perang melawan presiden Saddam Hussen pada tahun 2003.Â
Hal tersebut terbukti mendapatkan apresiasi dari warga Tukri kepada presiden Erdogan yakni dengan dukungan suara yang banyak menjadi Perdana Menteri 3 periode, dan juga berhasil mengubah konstitusi Negara Turki yang selama ini berjalan melalui referendum dari sistem parlementer ke sebuah sistem presidensial.Â
Kesuksesan Erdogan dalam hal sektor ekonomi, sosial dan politik dinilai telah mengangkat namanya sebagai "Bapak Turki era Modern", yang sejajar bahkan dapat dikatakan melebihi Mustafa Kemal Attaturk sebagai founding father Negara Republik Turki.[7]
Adalet ve Kalkinma Partisi (AKP) atau lebih dikenal dengan Partai Keadilan dan Pembangunan di deklarasikan pada tanggal 14 Agustus 2001 oleh para kader partai yang dipengaruhi seorang politikus Necmettin Erbakan (Arrasyidin Akmal Domo, Nurhasanah Bakhtiar, Zarkasih: 2018).Â
Selain itu, Ia juga dianggap sebagai guru politik para kalangan warga Muslim Turki. Partai AKP bukan hanya partai moderat, tapi ia partai Islami yang memadukan nilai-nilai keagamaan dan kehidupan politik. Berdasarkan keyakinan bahwa partai Islam adalah partai yang mampu memposisikan ajaran Al-Quran dan Hadits dalam bentuk prinsip- prinsip dasar yang cakap dalam mengatur Negara dan masyarakat.Â
Inilah yang ditunaikan oleh partai AKP, dimana ia berjuang demi menegakkan keadilan social dan menghormati nilai-nilai keagamaan, mengakui nilai-nilai keagamaan, memenuhi kesejahteraan masyaraat, menjamin kebutuhan meraka terhadap pendidikan dan kesehatan, serta mendorong potensi negaranya. Hingga akhirnya mengantarkan Abdullah Gul sebagai Presiden dan Erdogan sebagai Perdana Menteri Turki.[8]
Salah satu pendekatan dakwah Erdogan ialah merasakan kebutuhan, dekat dan peduli dengan kaum mustadh'afin (fakir miskin dan dhu'afa), yang kemudian menjadi basis pendukungnya. Ini pula merupakan strategi dakwah Rasulullah Saw pada masa awal penyebaran Islam.Â
Saat menjabat walikota Istanbul, Erdogan sukses dalam menanamkan sosoknya sebagai penolong bagi orang-orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan bantuan. Dimana ia telah banyak memberikan bantuan kepada orang banyak, baik bantuan uang maupun materi. Dalam waktu bersamaan, Erdogan masih tetap menunjukkan sosok orang yang taat beragama dan menjalankan shalat tepat pada waktunya. Ia selalu menyertakan dalil dari Al-Quran dan Hadits dalam setiap pidato dan sambutan-sambutannya.[9]
2. Imran Khan (Pakistan)
Imran Khan Niazi adalah politikus dan pemain kriket Pakistan yang terkemuka. Perdana Menteri Pakistan ke-22 Masa jabatan 18 Agustus 2018 – 11 April 2022.[10] Cara komunikasinya sebagai pemimpin politik bisa dibilang berpengaruh karena ia piawai merangsang spiritualitas keagamaan dalam pidatonya. Komunikasi kepemimpinan mungkin tampak terdiversifikasi dalam pidato publik oleh IK dan para pemimpin dunia lainnya.[11]
Strategi komunikasi politik Imran Khan adalah melalui Pidato, pidato-pidato Imran Khan mewakili bahwa ia dapat dianggap sebagai pemimpin politik yang memiliki visi yang penuh inspirasi karena ia dapat memahami permasalahan-permasalahan serius dengan solusi yang memungkinkan.Â