Mohon tunggu...
Aswin
Aswin Mohon Tunggu... Lainnya - Setiap waktu adalah kata

Berusaha menjadi penulis yang baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Susahnya Mencari Uang Sepuluh Ribu, Polisi Memerasnya Jutaan

31 Maret 2024   13:47 Diperbarui: 31 Maret 2024   13:47 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Design asof12/Ilustrasi

Orang itu, hanya paham bahwa dirinya sedang melakukan pekerjaannya (berkerja), jual-beli. Dan hanya ditempat inilah yang memberikan pekerjaan dan menghasilkan uang, mulai dari sepuluh ribu hingga puluhan ribu rupiah untuk mempertahankan hidup dirinya dan juga keluarganya, daripada hidup menganggur dan tidak bisa menghasilkan apa apa (mendapatkan uang). Dan dirinya pun merasa senang, lantaran dapat membantu warga masyarakat untuk mewujudkan mimpi mimpinya jika pasangan angkannya jitu, kena sasaran. Dan jika ada warga masyarakat yang berhasil kena tebakannya, dirinya pun terkadang mendapatkan uang pemberian, yang lumayan buat tambahan. 

Dirinya bercerita, bahwa diwilayah sebelahnya telah terjadi penggerebekan terhadap penjualan judi togel. Dan diketahui, penjual dan pembelinya digelandang aparat kedalam mobil dan dibawa ke markasnya. Namun (setelah) beberapa jam, orang orang yang diciduk oleh aparat kepolisian telah bebas, dan bisa minum kopi lagi diruang terbuka. Diketahui  kebebasannya itu, tidak serta-merta gratis, melainkan menggunakan sejumlah uang yang mencapai jutaan dan hingga puluhan juta rupiah (uang sogokan kepada oknum aparat kepolisian). 

Orang itu, sempat camas dan tak kepengen lagi berjualan judi togel diwilayahnya, lantaran resikonya rerlalu besar. Apalagi pendapatan dari hasil penjualan judi togelnya, (terkadang) hanya mencapai sepuluh  ribu rupiah. Namun (jika) dirinya tidak lagi berkerja-mnlenjual judi togel, maka sebagai konsekwensinya, ia tidak mendapatkan uang dan tidak bisa membeli basi atau kopi. Apalagi didalam masyarakat yang bercorak individualis, yakni warganya hidup masing dan terpisah dari individu individu lainnya : loeh, loeh  dan gua, gua. Hidup anda kelaparan, maka nikmatilah, yang penting hidup saya sejahtera, terpenuhi sandang, pangan dan papannya. 

Mengapa aparat keamanan, tidak mampu menagkap bandar bandar besarnya, bandar narkoba, dan terutama bandar judi? Mengapa? Dan mengapa pula aparat keamanan hanya bisa menyisir dan menangkap para penjual dan ecerannya ? Mengapa? Bukannkah air mengilir dari hulu? Tangkap dan tumpas bandar bandar narkoba dan judi, biar tidak mengalir kebawah-menjadi tali tali jaringan yang mengikat warga masyarakat yang tidak mampu, sangat miskin. 

" Bung Karno, benar pesanmu itu... .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun