Agama sering disebut secara kelakar: obat sakit analgestik, hanya menghilangkan rasa sakit, namun tidak menghilangkan penyakitnya
Agama sering di bikin joke seperti kiasan: Religion is sin laundry (pencucian dosa, saingannya Money Laundry: pencucian uang haram).
Sebagai ilustrasi untuk hal diatas: Negara yang pendidikan agamanya kuat, justru prestasi korupsinya tinggi sekali, kekerasan dan kriminalitasnya tinggi, dan hilang rasa malunya; misalnya negara Amerika Latin, negara Timur Tengah, Indonesia, Pilipina, dst. Karena agama mengeksploitasi sifat Maha Penyayang, bukan sifat Maha Adil dari Tuhan YME. Misalnya saja, siang ini seorang PNS (apapun agamanya) di DEPKEU menyikat uang negara 100 juta Rp, kemudian malamnya doa khusuk minta ampun kepada Tuhan YME, maka paginya koruptor ini sudah merasa sehat rohani kembali, dan mulai korupsi lagi, dan lingkaran setan ini terus menggelinding bagai bola salju. Ketika suatu saat ketangkap KPK dan masuk TV, maka si koruptor justru dadadada melambaikan tangan tanda bangga, apakah Agama boleh disebut biang keladi kehilangan rasa malu suatu bangsa???
3 Agama dapat menjadi unsur pemisah dan pemecah bangsa, misalnya dimulai dari hal sepele, seperti iklan: Kost Wanita Muslim, Pemakaman Muslim, Restoran Muslim, Bank Muslim, dst.
4 Tiket ke surga diobral murah oleh Agama sehingga melemahkan moral bangsa:
Misalnya saja keyakinan bahwa apapun atau berapapun berat dosanya jika: i) percaya Yesus dosanya akan diampuni dan masuk surga (agama Nasrani); atau ii) jika berpuasa secara benar atau meninggal di Mekah atau malam Laitul Kadar (malam seribu bulan dimana surga akan terbuka penuh) maka dosa satu tahun akan diampuni dan masuk surga; iii) jika bermurah hati sebagai dermawan kelas berat dengan menyumbang banyak (dari hasil jarahan) dalam kegiatan keagamaan akan menghapuskan dosa, para koruptor ini lalu dijadikan teladan kedermawanan lalu disanjung-sanjung (jurus maling budiman atau Robin Hood)! iv)
Jika hanya bertindak sepele (berucap dan berpakaian tertentu) sudah mencicil surga. Â Dengan konsep mengobral harga "surga" semurah dan semudah itu, agama berupaya menarik banyak minat calon pemeluk. Namun akibatnya justru negatip, tidak heran bila negara2 dengan agama yang kuat (tapi beku pemahaman) justru menjadi sumber KKN dan pelanggaran HAM! Seharusnya sifat Maha Adil lebih ditekankan, agar manusia (pejabat) berpihak ke rakyat jelata yang tertindas, dan menuntut para oknum pelaku KKN dan pelanggar HAM dimuka hukum.
Ulama, pastor, begawan, biksu, pendeta dan pendidikan formal (sekolah) harus menandaskan dasar ajaran agamanya, bahwa kejahatan manusia harus dipertanggung jawabkan dahulu didepan manusia (sifat Maha Adil, horisontal), baru kemudian adanya pengampunan dari Tuhan (sifat Maha Penyayang, vertikal). Jadi Maha Adil dan Maha Penyayang adalah bagaikan mata uang dua sisi tidak terpisahkan! Jangan dipilih seenaknya sendiri demi menarik banyak umat masuk ke agamanya yang berakibat sumbangan finansial yang banyak, namun menjadikan moral bangsa jatuh terperosok!
D Clash of Civilization di Internet
Dijaman digital, internet telah menjadi ajang 'konflik peradaban' yang diperkenalkan Samuel Huntington dalam bukunya The Clash of Civilization and the Remaking of World Order (1996). Menurut ramalan Huntington, benturan yang paling keras yang akan terjadi adalah antara kebudayaan Kristen Barat dengan kebudayaan Islam. Ajang pertempuran ideologi dan agama tidak lagi membutuhkan medan pertempuran pisik, melainkan berpindah menjadi pertempuran maya di internet. Berikut ini contoh benturan budaya yang berupa debat ideologi di YouTube (yang saat ini dianggap paling menarik dan paling mencerdaskan bagi orang yang waras otaknya bukan orang yang mabok agama):
Christopher Eric Hitchens (an author, columnist, essayist, orator, religious and literary critic) di https://youtu.be/W2cSTq4CgiE