“ Sheil aku minta maaf ya....” pintanya dengan penuh harap. Dengan hati luluh lantah Sheila akhirnya memaafkannya. “ Iya aku maafkan kamu, Hen “ .Tapi janji ya..tidak mengulanginya lagi, akhirnya kedua sahabat itupun semakin erat dalam menjalin persahabatnnya.
Sheila, Mawar, dan Yani adalah sehabat sejati, sementara si mata elang dan ical adalah dua sahabat yang selalu kemana-mana bersama, kekantin mba Yam, olahraga bahkan mengintip orang senampun selalu bersama. Itulah kelakuan mereka yang tertangkap basah oleh guru matematika, “ Hen, Cal ,sednag apa di sini ? “ tanya Pak guru dengan nada menyelidik. “Emmm anu.... anu.... Pak maaf duduk aja , hampir bersamaan mereka berkata dnegan nada gugup karena terkejut tiba- tiba ada yang tahu tempat persembunyiannya.
Pak guru pun tak segan memberinya saksi karena mereka tidak mengikuti senam bersama hanya bermain – main saja, sehingga mereka mendapat di minta untuk membersihkan kamar mandi.
Yang namanya Ical dengan Hendrik memang dua sahabat yang sejati, suka dan duka ia rasakan bersama, sampai mereka membersihkan kamar mandipun penuh dengan tawa meski bau tak sedap menyeruakdi hidungnya.
“Hen, kok tadi pak Na tau ya kita di situ?”
“ Iya aku juga bingung Cal, tiba – tiba badanku di tepuk dari belakang waktu aku sedang mengamati Sheila senam di lapangan tadi, e...aku menoleh masyaallah ternyata pak Na yang dibelakangku”
“Cepat Cal , kita bersihkan, nanti malu kalau ketahuan Trio Wek Wek, mau ditaruh dimana muka kita Cal,” ajak Hendrik pada Ical sahabatnya, dengan sigapnya Icalpun mengguyur lantai kamar mandi dengan air sehingga tampak bersih.
Selesai membersihkan kamar mandi mereka menuju warung mbak Yam, disana anak-anak sudah penuh karena habis senam mereka haus dan lapar. “Kita beli bakwan sepuluh mbak”, kata si mata elang sambil menerobos dalam kerumunan anak-anak lain. Setelah mendapatkan 10 buah bakwannya Hendrik pun menuju tempat Ical menunggunya, mereka makan berdua, sesuai bagian masing – masing, Ical 4 Hendrik 6 dan sebaliknya jika Ical 6 maka Hendrik 4, sungguh sebuah persahabatan yang sejati kala itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H