Mohon tunggu...
Astuti Yuli
Astuti Yuli Mohon Tunggu... -

mengajar dan mencintai dunia pendidikan, bermimpi karena dengan bermimpi kita punya kenyataan....tuk wujudkan impian... berkebun...meski dengan lahan mungil karena dengan berkebun kita selamatkan bumi kita sejak dini.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerita Cinta di Ujung Senja (part 4 )

23 Mei 2012   14:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:55 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ Mawar aku malu, malu banget di depan temen –temen di bilang gitu sama Ical” dengan mata berkaca-kaca Sheila menatap Mawar.

“Sudahlah maafkan Ical, mungkin tidak sengaja” sesaat mereka terdiam karena melihat Ical , si mata elang dan beberapa temannya masuk kelas, pertanda kerja kelompoknya sudah selesai.

“ Sheil maaf ya” bisik Ical padanya.

“Ada pesen darinya kalo kamu marah tambah manis, karena pipimu makin merah kaya jambu “.MendengarIcal, Sheila masih terus tertunduk, semakin menutupi malunya. Beberapa saat kemudian Pak Guru Biologipun memasuki kelas kembali, untuk membahas hasil kerja kelompok masing – masing. Satu persatu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, dan sekarang giliran kelompok Sheila yang maju untuk presentasi.

“Ayo Sheil kamu pasti bisa, gak usah dipikirkan kata-kata Ical tad”, pinta Mawwar pada Sheila.Sheila maju untuk mempresentasikan hasil kelompoknya, meski dnegan sedikit gugup bukan karena takut dengan Pak guru yang berkumis tebal, namun grogi dnegan tatapan si mata elang dibangku paling belakang. Kenapa di sebut mata elang ...karenatatapannya penuh makna jika ia sedang memandang Sheila.

Kriiingggg..................bel berbunyi pertanda usai pelajaran, kini mereka berkemas untuk pulang kerumah masing – masing. Namun ada yang janggal hari itu, sedang apes atau sedang tidak rizki ...tiba- tiba ban sepeda jengkinya kempes, dan...emmm Sheila hanya bisa menarik nafas panjang melihat ke arah ban sepedanya.

“ Sheila belum pulang?” tanya pa Abu sang guru matematika.

“Belum pak, ini ban sepeda saya kempes”.

“O kalo gitu kamu pinjam aja pompa di Mba Yam aja, nanti biar bapak yang pompakan” saran Pak Abu.

Sheila pun menuruti permintaan pak Abu untuk meminjam pompa ke tempat mba Yam. Namun saat Sheila tiba di parkir sepeda, ia bingung kok pak Abunya gak ada, trus itu siapa yang duduk di samping sepedaku, dari jauh ia tampak mengenal sosok itu karena agak tertutup jeruji sepeda, sehingga ia terhaalang untuk melihat wajahnya, namun Sheila hafal dari sepatunya,yah sapa lagi yang pakai sepatu putih merk Nike kalo bukan si mata elang temannya yang sangat aneh dan lucu.

“ Kamu lihat pak Abu ?” tanyanya .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun