Mohon tunggu...
Astuti Yuli
Astuti Yuli Mohon Tunggu... -

mengajar dan mencintai dunia pendidikan, bermimpi karena dengan bermimpi kita punya kenyataan....tuk wujudkan impian... berkebun...meski dengan lahan mungil karena dengan berkebun kita selamatkan bumi kita sejak dini.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kau

18 Mei 2012   15:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:07 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kulihat kau terbujur kaku

lunglai terasa tubuhku

lemas tanpa tenaga

letih tak berdaya

mengingatmu diujung sana

tertidur dengan balutan kafanmu

aku terpuruk, resah dan ragu

Duhai cintaku..

mengapa kau bawa aku kepelukan hampamu

aku tak mampu menepis rindu di hatiku

keinginan bertemu denganmu

hampa merasuk dalam kalbu

saat kutahu kau terbalut kafanmu

namun tak jua kutemukan dimana kuburmu

Duhai kekasih hatiku...

Hampa yang kini berbalut rindu, kepadamu

Rindu yang tak terwujud dalam hidupku

Kau bawa aku dalam naungan cintamu

Lelah letih dan lesu, peluh menetes di tubuhku

Sunyi mengayut dalam hatiku

Perlahan menembus tulang rusukku

Membawa jiwaku menyusuri ruang kelabu.

Kau tinggalkan aku

Kau pergi bersama kain kaffanmu


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun