Mohon tunggu...
Astuti -
Astuti - Mohon Tunggu... -

seorang perempuan biasa yang ingin berusaha selalu belajar.seorang ibu bekerja dengan 1 anak.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Loyalitas

22 Februari 2011   04:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:23 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bagaimana mungkin loyalitas ditujukan pada pimpinan? Loyalitas seharusnya ditujukan pada organisasi bukan kepada manusia yang memimpinnya.

Karena anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sudah jelas mengatur tentang ketua organisasi. Hal-hal yang bisa menyebabkan ketua dapat diganti dan hal-hal lain mengenai organisasi. Bila kemudian ketua membuat analisa sendiri terhadap aturan yang sudah ada bahkan berniat merubah pasal-pasal dalam aturan itu untuk kepentingan pribadinya, apakah layak kita berada dibelakangnya?

Lalu gaji? Bukankah gaji kita berasal dari organisasi bukan dari kantong pribadi ketua?

Loyalitas yang layak adalah loyalitas pada hal-hal yang memang pantas mendapatkannya. Pada hal-hal yang tidak bertentangan dengan nurani dan menggunakan segala cara untuk melanggengkan sebuah kekuasaan. Pada hal-hal yang memang seharusnya diperjuangkan terutama yang dapat dipertanggungjawabkan tidak hanya kepada manusia tetapi juga pada Sang Pemberi Amanah Kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun