Mohon tunggu...
Astri Nurvia
Astri Nurvia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Jenderal Achmad Yani

Nama saya Astri Nurvia. Saya adalah seseorang yang senang mengeksplorasi hal-hal baru melalui hobi-hobi saya. Membaca adalah salah satu kegiatan favorit saya karena membuka wawasan dan memperkaya pengetahuan saya. Selain itu, saya juga gemar memasak dan mencoba berbagai resep baru, yang membuat saya merasa kreatif di dapur. Ketika ingin bersantai, saya sering mendengarkan lagu yang memberikan inspirasi dan menenangkan pikiran. Dengan kombinasi hobi tersebut, saya merasa selalu memiliki cara untuk belajar, berekspresi, dan menikmati waktu luang.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Strategi Pemerintah Dalam Mengurangi Stunting di Indonesia

30 Januari 2025   09:09 Diperbarui: 30 Januari 2025   09:09 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kekurangan gizi menjadi penyebab utama stunting, terutama pada anak-anak usia balita. Untuk itu, pemerintah Indonesia juga melaksanakan berbagai program pemberian makanan bergizi. Salah satu yang paling dikenal adalah Program Keluarga Harapan (PKH), yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada keluarga miskin agar mereka dapat membeli makanan bergizi. Selain itu, ada juga Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) yang memberikan bantuan berupa bahan pangan yang bergizi kepada keluarga yang terdaftar sebagai penerima bantuan sosial.

Dalam rangka mendukung pemenuhan gizi balita, pemerintah juga menjalankan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada anak-anak yang berada dalam risiko kekurangan gizi. Program ini memberikan suplemen gizi dalam bentuk makanan tambahan yang kaya akan zat besi, vitamin A, protein, dan lemak sehat untuk mendukung pertumbuhan anak. Intervensi gizi ini dirancang untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan asupan yang tepat pada usia emas mereka.

3. Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat tentang Gizi Seimbang

Pemerintah menyadari bahwa salah satu kunci sukses dalam mengurangi stunting adalah kesadaran masyarakat mengenai pentingnya gizi yang seimbang. Oleh karena itu, banyak program edukasi yang dijalankan di berbagai level, mulai dari tingkat rumah tangga hingga masyarakat umum. Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi salah satu program unggulan pemerintah dalam hal ini. Pada periode HPK, pemenuhan gizi yang tepat sangat penting untuk memastikan pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak yang optimal.

Program edukasi ini tidak hanya menyasar ibu-ibu, tetapi juga melibatkan bapak-bapak dan anggota keluarga lainnya agar lebih peduli terhadap kondisi kesehatan dan gizi anak. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah melalui Sekolah Orang Tua yang diselenggarakan di tingkat desa dan kelurahan. Program ini mengedukasi orang tua tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif, pengenalan makanan pendamping ASI yang bergizi, serta cara mengolah makanan sehat dengan anggaran terbatas.

Selain itu, pemerintah juga menggandeng sektor swasta, organisasi non-pemerintah, serta tokoh masyarakat untuk menyebarkan informasi mengenai pentingnya pola makan bergizi. Program ini sangat penting karena banyak masyarakat yang belum memiliki pengetahuan memadai tentang cara memberikan makan yang sehat dan bergizi, bahkan dengan keterbatasan sumber daya.

4. Intervensi Sanitasi dan Akses Air Bersih

Sanitasi yang buruk dan minimnya akses air bersih berperan besar dalam menyebabkan infeksi yang mengganggu penyerapan nutrisi pada anak. Infeksi akibat buruknya sanitasi, seperti diare, dapat menghambat proses pertumbuhan dan menyebabkan tubuh kehilangan banyak nutrisi penting. Oleh karena itu, pemerintah juga fokus pada perbaikan sanitasi dan penyediaan air bersih sebagai bagian dari upaya pengurangan stunting.

Program-program seperti Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) diharapkan dapat meningkatkan kualitas lingkungan hidup di daerah-daerah yang masih kekurangan akses sanitasi dan air bersih. Program ini bertujuan untuk membangun infrastruktur sanitasi yang layak dan menyediakan akses air bersih di daerah yang kurang berkembang, sehingga mencegah terjadinya penyakit yang dapat mengganggu kesehatan anak-anak.

5. Kolaborasi Antar Sektor dan Pemerintah Daerah

Penurunan stunting tidak bisa diselesaikan oleh satu sektor saja. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia melibatkan berbagai kementerian dan lembaga, seperti Kementerian Sosial, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), serta pemerintah daerah dalam upaya pengurangan stunting. Melalui Rencana Aksi Nasional (RAN) Stunting, setiap daerah diharapkan dapat merancang program yang lebih sesuai dengan kebutuhan lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun